TEMPO.CO, Yogyakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini didaulat memberi kuliah umum perdana bagi mahasiswa baru progaram pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun ajaran 2015/2016.
Di forum ini, Risma membeberkan banyak kebijakannya selama lima tahun menjadi orang nomor satu di Surabaya. "Warga Surabaya rajin protes, makanya jadi wali kota di Surabaya tak bisa main-main," kata Risma kepada ribuan mahasiswa di Gedung Grha Sabha Pramana UGM, Selasa, 25 Agustus 2015.
Kuliah yang disampaikan Risma selama dua jam membahas banyak hal. Mulai dari pembangunan taman kota, sistem transportasi, jaminan kesehatan, penutupan lokalisasi Dolly, penanganan banjir dan lainnya. "Saya siap kerja satu kali 24 jam," kata Risma.
Dia memperlihatkan banyak foto dan gambar hasil pekerjaannya selama lima tahun di Surabaya. Tak hanya itu, Risma juga mempertontonkan kondisi Surabaya yang terpantau secara real time lewat 400-an kamera televisi sirkuit tertutup atau CCTV di berbagai sudut kota.
Salah satu pantauan CCTV yang diperlihatkan oleh Risma ke mahasiswa UGM ialah kondisi lalu lintas Jalan Raya Darmo yang lancar pada Selasa siang. "Di kantor, saya juga bisa melihat pantauan CCTV ini," kata dia.
Tak hanya bicara program pemerintahan, Risma juga menceritakan kegemarannya menyambangi sekolah. Dia mengaku suka meladeni beragam pertanyaan dan permintaan tanda tangan dari anak-anak sekolah tingkat SD hingga SMA di Kota Surabaya. Risma sempat berkelakar, dia tak perlu berkampanye apabila pemilih di Pilkada Surabaya adalah kalangan warga usia anak-anak.
Dia akhir kuliahnya, Risma bercerita panjang tentang puluhan anak-anak asuhnya yang dia pungut dari jalanan atau rumah keluarga sangat miskin. Saat ini, Risma mengasuh 42 anak terlantar dan 38 anak-anak berkebutuhan khusus yang dia temukan di jalanan. "Kalau diberi kesempatan, mereka juga bisa berprestasi," kata Risma.
Baru-baru ini, Risma mengisahkan, salah satu anak asuhnya meminta izin pergi ke Jakarta untuk menggeluti olah raga tinju profesional kelas bulu. Beberapa tahun lalu, Risma menemukan anak tersebut sedang memukuli seorang nenek di pasar. "Dulu, saya sampai kepleset saat mencegah dia memukul seorang nenek di pasar. Waktu izin mau ke Jakarta, dia sekalian minta uang saku, saya jawab, saya sendiri akan mengantarnya ke sana," kata Risma.
Dia juga membanggakan prestasi beberapa anak berkebutuhan khusus yang pernah dipungut dari jalanan. Sebagian anak-anak yang mampu membuat karya lukis, menurut Risma, kini telah memiliki tabungan puluhan juta. Menurut Risma, lukisan mereka banyak laku karena dia sendiri membantu memasarkannya.
Pidato Risma di depan ribuan mahasiswa Pascasarjana UGM ini memang jauh dari kesan ilmiah. Risma lebih banyak menceritakan kebijakan pemerintahannya dan beragam aktivitas yang dia jalani selama menjabat Wali Kota Surabaya. Meskipun demikian, cerita Risma tetap memikat dan mengundang tepuk tangan para mahasiswa baru program S2 dan S3 UGM tersebut.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM