TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku kerap menemui penggunaan tutur bahasa yang kurang baik dalam berkomunikasi di media sosial. Yang lebih miris, hal tersebut ternyata banyak dilakukan oleh anak-anak Bandung usia sekolah.
"Banyak ketidaksopanan terekam di medsos. Pernah ada yang maki-maki saya soal penerimaan peserta didik baru. Dia pakai bahasa binatang. Setelah diselidiki, ternyata anak SD," kata Ridwan Kamil saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa, 25 Agustus 2015.
Agar tidak lebih banyak lagi anak-anak usia sekolah berbicara kasar di media sosial, Ridwan Kamil menyiapkan kebijakan untuk menambah kurikulum baru di sekolah, yang diberi nama Kurikulum Pendidikan Karakter. "Dinas Pendidikan sedang persiapan rapat kerja pembuatan kurikulum pendidikan karakter dengan basis agama, budaya, dan lingkungan," ujarnya.
Untuk pembelajaran pada bidang agama, Pemerintah Kota Bandung akan menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) dan gereja. Pada bidang lingkungan akan di-handle organisasi pegiat alam bebas, Wanadri. "Di bidang budaya, kami bekerja sama dengan Unpad dan Unpas," ucapnya.
Ridwan Kamil menilai penerapan kurikulum ini sangat penting. Sebab, selain ilmu, budi luhur juga merupakan hal yang utama.
"Banyak yang tidak hafal Pancasila. Ada juga yang bilang Sukarno-Hatta itu satu orang dan lain sebagainya. Termasuk di sosmed, sering ditemukan orang berbuat tidak senonoh, tapi malah bangga. Jadi berat kalau mengandalkan keilmuan saja," tuturnya.
Rencananya, kurikulum ini akan dikaji dan diterapkan pada tahun ajaran 2016.
PUTRA PRIMA PERDANA