TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan rapat terbatas dengan jajaran menteri Kabinet Kerja. Rapat itu membahas progres rencana megaproyek program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt.
Sebelumnya, proyek listrik ini dikritik Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. Kritik itu kemudian sempat menimbulkan ketegangan antara Kalla dan Ramli.
Rizal sendiri tak hadir dalam acara di kantor Wakil Presiden itu. Yang hadir dalam rapat itu di antaranya Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur PLN Sofyan Basir, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan Jusuf Kalla meminta program pembangunan pabrik setrum 35 ribu megawatt itu segera dilaksanakan. Franky mengatakan fokus dalam pembahasan kali ini adalah Kalla meminta pengerjaan transmisi pembangunan proyek itu segera dipenuhi.
"Ada tiga fokus dalam pembahasan kali ini. Pertama tentang proyek 35 ribu MW itu bisa diselesaikan. Kedua, bicara tentang kesiapan-kesiapan, seperti transmisi, gardu. Ketiga, sejauh mana komponen dalam negeri, tingkat kandungan dalam negeri, itu betul-betul bisa imbang dengan program 35 ribu MW," kata Franky di kantor Wakil Presiden, Selasa, 25 Agustus 2015.
Kalla, kata Franky, meminta PT Krakatau Steel menyiapkan bahan baku baja untuk pembangunan transmisi. Dengan demikian, menurut dia, kandungan lokal tetap ada di atas 70 persen karena proyek pabrik setrum itu dipegang oleh swasta dan investor asing.
"Progresnya sebentar lagi. Sedang dibahas dan dikoordinasikan dengan jajaran menteri terkait," ujarnya. "Meski ekonomi seperti ini, kami tetap akan berjalan terus."
REZA ADITYA