TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie ogah menjawab pertanyaan Panitia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pertanyaan itu disampaikan salah satu anggota Pansel, Enny Nurbaningsih, untuk mengkonfirmasi tentang motivasi Jimly yang mendaftar hanya untuk menjadi Ketua KPK.
"Bapak dulu pernah terpilih sebagai pemimpin KPK tapi mundur karena bukan ketua. Nanti, kalau terpilih tapi tidak sebagai ketua, mundur? tanya Enni saat tes wawancara terhadap calon pimpinan KPK di Sekretariat Negara, Selasa, 25 Agustus 2015.
Namun mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu ogah menjawabnya. "Pertanyaan ini saya jawab di DPR saja, yang menentukan siapa ketua atau wakil. Pansel memilih delapan dulu saja," kata Jimly.
Enny tetap ingin tahu kebenaran isu tersebut. "Bagaimana pun perlu kami dapatkan klarifikasinya. Kalau Bapak bukan ketua, bagaimana?" ucapnya.
Jimly tetap tak mau memberikan jawaban. "Lebih baik saya jawabnya nanti. Begitu pendirian saya, sebab nanti menyulitkan Pansel," ujarnya.
Melihat Jimly teguh pada pendiriannya, Enny akhirnya menyimpulkan sendiri. "Kalau tidak sebagai ketua, Bapak tidak berkehendak menjadi pemimpin sebuah lembaga," tutur Enny.
Jimly pun menanggapinya dengan bungkam sembari mengumbar senyum. Enny langsung merespons, "Bapak senyum saja berarti setuju, ya?"
Lagi-lagi, Jimly ogah membenarkan atau menyanggah pernyataan Enny. "Saya konsisten dengan itu," kata Jimly.
Jimly mengaku termotivasi mendaftar sebagai calon pemimpin KPK karena keadaan sedang krusial. Bila dibiarkan, dia khawatir opini yang berkembang tentang pembubaran KPK menjadi sebuah pembenaran. "Jangan sampai itu terjadi. Korupsi jadi trending dunia, tidak boleh mundur. Harus diperbaiki cara kerja KPK," ujarnya.
LINDA TRIANITA