TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi Giri Suprapdiono mengikuti tes wawancara seleksi pemimpin KPK di Sekretariat Negara, Selasa, 25 Agustus 2015. Giri, 40 tahun, ditanya Panitia Seleksi Pimpinan KPK tentang cara menjaga diri supaya tidak berselingkuh.
"Kalau selingkuh, bagaimana tanggapannya?" tanya salah satu anggota Pansel, Supra Wibarti, Selasa, 25 Agustus 2015.
Giri mengaku sangat ketat soal perselingkuhan. "Dan KPK juga tidak mengizinkan," ujar Giri.
Menurut Giri, supaya tidak tergoda perempuan lain, dia harus membangun fondasi keluarga terlebih dulu. "Kami sangat harmonis, ke mana-mana satu paket," ucap Giri.
Kemudian, tiga bulan pertama menjabat—jika terpilih memimpin KPK, Giri akan memperkuat kelembagaan. Dia menyadari belakangan ini kepercayaan publik terhadap KPK tergerus. "Kadang publik lihat di media, orang-orang KPK kena masalah. Saya pikir ini perlu penguatan dan riil," tuturnya.
Karena itu, Giri menyatakan perlunya membangun kepercayaan publik. Menurut Giri, hal itu harus dimulai pada pimpinan, yang kemudian memberikan contoh kepada pegawai dan masyarakat.
Ini merupakan hari kedua tes wawancara bagi calon pemimpin KPK. Ada tujuh kandidat yang mengikuti ujian hari ini.
Kemarin Pansel juga mewawancarai tujuh peserta. Adapun lima calon mendapat giliran pada Rabu nanti.
Seleksi wawancara ini nantinya disusul dengan tes kesehatan. Ujian ini merupakan rangkaian akhir dari seleksi yang dimulai sejak dua bulan lalu. Pansel akan memilih delapan dari 19 nama yang lolos tes tahap akhir ini. Delapan nama itu akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.
Jokowi akan meneruskan nama-nama itu ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk diikutkan dalam uji kelayakan bersama dua calon yang dipilih pada periode sebelumnya, yakni Robby Aryabrata dan Busyro Muqoddas. Nantinya DPR akan memilih lima nama sebagai pimpinan KPK periode 2015-2019.
LINDA TRIANITA