Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WADUK JATIGEDE: Ketika Warga Diintimidasi Hingga Dicap PKI  

image-gnews
Foto udara Waduk Jatigede yang belum tergenang air di Sumedang, 1 Agustus 2015. Penggenangan waduk yang direncanakan akan dilakukan pada 1 Agustus 2015 akhirnya ditunda karena proses pembayaran dana ganti rugi kepada warga yang bermukim di area genangan tersebut belum selesai, yakni baru sekitar 3.000 bidang tanah yang sudah terbayar dari sekitar 11.000. ANTARA/Sigid Kurniawan
Foto udara Waduk Jatigede yang belum tergenang air di Sumedang, 1 Agustus 2015. Penggenangan waduk yang direncanakan akan dilakukan pada 1 Agustus 2015 akhirnya ditunda karena proses pembayaran dana ganti rugi kepada warga yang bermukim di area genangan tersebut belum selesai, yakni baru sekitar 3.000 bidang tanah yang sudah terbayar dari sekitar 11.000. ANTARA/Sigid Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Sumedang - Ingatan Dahri Suhendi, 67 tahun, warga Dusun Cibungur, Desa Jatibungur, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, masih tajam mengingat proses awal pengukuran hingga ganti rugi tanah dan bangunan milik keluarganya yang dibebaskan untuk proyek Waduk Jatigede pada 1983.

Sayangnya, ingatan tersebut seolah mengorek kembali rasa pahit yang ia derita pada masa lampau terkait proses pembebasan lahan proyek waduk seluas lebih dari 4 ribu hektar ini.

Kepada Tempo, Minggu, 23 Agustus 2015, bapak dua anak ini dengan fasih menceritakan perlakuan pemerintah kepada masyarakat yang lahannya bakal terkena dampak genangan waduk: dari mulai menerima intimidasi militer hingga dicurangi pada saat mengajukan gugatan hukum ke pengadilan.

Waduk Jatigede merupakan proyek warisan Presiden Sukarno pada 1963. Namun sejak dicanangkan, proyek ini mandek. Baru pada 1982 pemerintah memulai proses pengukuran lahan serta mendata lahan dan rumah masyarakat yang terdampak. Pada medio 1982-1986 pemerintah melakukan proses ganti rugi terhadap lahan dan rumah masyarakat yang terdampak.

Proyek bendungan raksasa ini telah mengorbankan ribuan hektar sawah produktif dan ratusan hektar pemukiman warga di lima kecamatan di Kabupaten Sumedang. Selain itu, terdapat sejumlah situs sejarah yang masuk dalam zona penggenangan.

Sebidang tanah yang dimiliki keluarga Dahri di Dusun Cibungur menjadi lahan yang bakal terdampak genangan waduk. Dahri mengakui proses ganti rugi terhadap tanah tersebut sudah dilakukan oleh pemerintah. Namun biaya ganti rugi yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.

"Dari dulu saya pribadi sangat mendukung program pemerintah membuat Waduk Jatigede karena katanya banyak manfaatnya. Namun pemerintah juga harus memenuhi hak-hak warga yang terdampak," ujar Dahri kepada Tempo.

Sejak tahap pengukuran lahan dan rumah milik masyarakat, ujar Dahri, pemerintah dinilai mengabaikan hak masyarakat. Seperti salah satu contohnya pada saat tahap pengukuran, masyarakat sebagai pemilik lahan tidak dilibatkan. Hal itu berdampak pada proses ganti rugi karena banyak hasil penghitungan yang salah dan terlewatkan.

"Waktu pengukuran tanah, keluarga saya tidak dilibatkan," ujar Dahri.

Ketika pembagian uang ganti rugi yang dilakukan pemerintah, terdapat selisih harga yang jauh dari yang ditetapkan sebelumnya. Dahri masih ingat berapa harga tanah per meter yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui surat keputusan tahun 1984 tentang pembayaran ganti rugi tanah dan bangunan masyarakat. Dalam SK tersebut, pemerintah menjanjikan tanah yang dibebaskan diganti dengan uang Rp 5.175 per meter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Namun, setelah saya cek buku tabungan pada saat itu, tanah kami hanya dihargai Rp 660 per meter," kata mantan petani itu.

Berdasarkan catatan Tim Advokasi Warga Jatigede yang terdiri dari sejumlah organisasi seperti Lembaga Bantuan Hukum Bandung dan Walhi Jabar, terdapat belasan ribu masyarakat yang senasib dengan Dahri. Bahkan dari sekian jumlah masyarakat tersebut di antaranya terdapat masyarakat yang sama sekali belum mendapatkan uang ganti rugi atas lahannya yang dibebaskan.

Kondisi tersebut tidak diterima begitu saja oleh Dahri dan warga lainnya. Protes tak henti-hentinya mereka layangkan. Hingga suatu saat, di tahun 1987, ia diundang oleh pemerintah untuk memusyawarahkan permasalahan tersebut. Namun bukannya solusi yang mereka dapatkan, bogem mentah dari ABRI diterima Dahri dan kawan-kawan.

"Kami pernah dapat undangan dari pemerintah untuk musywarah terkait harga ganti rugi. Namun saat itu kami malah diintimidasi oleh tentara. Saya menerima pukulan hingga gigi saya rontok. Dan yang paling menyakitkan kami dituduh sebagai anggota PKI," ujar Dahri sambil menunjukkan gigi rahangnya yang rontok akibat bogem mentah aparat.

Kendati demikian, langkah Dahri dan kawan-kawan tidak berhenti sampai situ. Mereka terus memperjuangkan apa yang menjadi hak mereka. Setelah empat tahun bangsa ini merayakan reformasi, Dahri dan warga yang dirugikan kembali memproses kasus tersebut. Kali ini mereka membawa masalah tersebut ke meja hijau Pengadilan Negeri Bandung.

"Di pengadilan kami kembali kalah. Hakim mengatakan tuntutan kami buktinya lemah," katanya.

Belasan tahun berlalu, Waduk Jatigede tinggal menghitung hari untuk diairi. Dan jutaan warga Jatigede haruas segera meninggalkan tempat tinggalnya dengan sekelumit masalah yang masih tersisa. Dahri dan sejumlah masyarakat yang dirugikan pasrah pada pemerintah.

"Yang jelas kami tidak akan menggangu program pemerintah. Kami akan dukung. Tapi yang perlu diingat kembalikan juga hak-hak kami," kata Dahri.

IQBAL T. LAZUARDI S

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

2 hari lalu

Sejumlah wisatawan melewati bebatuan di danau biru Situ Cilembang, Desa Hariang, Kecamatan Buah Dua, Sumedang, Jawa Barat, 20 Februari 2016. Danau berair biru dan sangat jernih ini mulai dikenal dan ramai diperbincangkan di media sosial baru-baru ini. TEMPO/Prima Mulia
Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang menyediakan berbagai kebutuhan wisata, terutama dengan keunggulan panorama alamnya yang indah.


Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

2 hari lalu

Kendaraan melintasi terowongan kembar di jalur fungsional Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu 7 Mei 2022. Polres Sumedang membuka jalur fungsional Jalan Tol Cisumdawu hingga Minggu 8 Mei 2022 guna mencegah terjadinya kemacetan di jalur arteri Sumedang-Bandung pada arus balik Lebaran 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

Kerajaan Sumedang Larang adalah cikal bakal bagi Kabupaten Sumedang yang dikenal hari ini. Dan hari ini 22 April ditetapkan sebagai Hari Jadi Sumedang


Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

23 hari lalu

Warga memanggul air bersih di dasar Waduk Jatigede yang kembali muncul dampak dari menyusutnya volume air waduk akibat kemarau panjang di Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 3 Oktober 2023.  Waduk Jatigede difungsikan untuk menambah volume tampungan air guna mendukung 90.000 hektare jaringan irigasi, pemasok air baku, dan pengaman banjir di area seluas 14.000 hektare. TEMPO/Prima mulia
Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

Peneliti BRIN merekomendasi optimalisasi Waduk Jatigede untuk mengatasi rendahnya tingkat akses air bersih di wilayah Cirebon Raya.


Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

23 Februari 2024

Warga melewati samping pabrik tekstil Kahatex yang atap bajanya runtuh tersapu angin puting beliung di Desa Mangunarga, Sumedang, Jawa Barat, 22 Februari 2024. BRIN akan meneliti fenomena amukan angin ini yang berpotensi menjadi tornado yang pertama kali terjadi di Indonesia. TEMPO/Prima Mulia
Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

Khawatir rumah ikut terhantam cuaca ekstrem angin kencang? Tips ala BNPB menarik untuk disimak


Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

22 Februari 2024

Warga berdiri di antara puing rumah yang hancur akibat angin puting beliung di Desa Sukadana, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis 22 Februari 2024. BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, bencana angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung tersebut mengakibatkan 97 rumah dan 17 unit bangunan pabrik mengalami kerusakan serta 413 kepala keluarga terdampak dan 31 orang dilarikan ke rumah sakit. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

Kerusakan rumah akibat angin puting beliung di Kabupaten Bandung lebih besar dibandingkan di Sumedang.


Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

22 Februari 2024

Warga berdiri di antara puing rumah yang hancur akibat angin puting beliung di Desa Sukadana, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis 22 Februari 2024. BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, bencana angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung  pada Rabu, 21 Februari 2024, tersebut mengakibatkan 97 rumah dan 17 unit bangunan pabrik mengalami kerusakan serta 413 kepala keluarga terdampak dan 31 orang dilarikan ke rumah sakit. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

BMKG mencatat sejumlah fenomena cuaca di Samudera Hindia, Selat Sunda, dan Laut Jawa sebelum angin kencang puting beliung menerjang Rancaekek.


Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

21 Februari 2024

Sejumlah warga mengangkut perabotan dari rumah yang rusak akibat bencana angin kencang di Desa Walidono, Prajekan, Bondowoso, Jawa Timur, Jumat, 19 Januari 2024. Hujan disertai angin kencang di wilayah tersebut yang terjadi pada Kamis (18/1), mengakibatkan 202 rumah, masjid rusak di dua desa, yaitu Walidono dan Cangkring. ANTARA FOTO/Seno
Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

Sedikitnya 48 warga di Sumedang terdampak bencana angin kencang dan hujan lebat. 10 rumah rusak disapu angin.


Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

21 Februari 2024

Cuplikan video saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar
Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

Wilayah perbatasan Jatinangor-Rancaekek diterjang angin puting beliung. Pusaran angin disertai hujan lebat dan mengandung batuan es.


Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

8 Januari 2024

Salah satu rumah warga yang rusak berat akibat gempa magnitudo 4,8 di Kampung Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat,  Kaler, Sumedang, Jawa Barat, 3 Januari 2024. Dengan rincian bangunan yang mengalami kerusakan antara lain 303 rumah rusak ringan, 92 rumah rusak sedang, dan 69 rumah rusak berat. TEMPO/Prima Mulia
Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

Badan Geologi mencatat bahwa kerusakan paling parah dari gempa Sumedang terjadi di Kampung Babakan Hurip, yang dekat dengan Sungai Cipeles.


Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

2 Januari 2024

Bangunan rumah yang rusak terlihat di dekat tenda pengungsi pascagempa bumi magnitudo 4.8, di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Sumedang, Jawa Barat, Senin, 1 Januari 2024. TEMPO/Prima mulia
Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

Gempa di Sumedang terjadi hingga enam kali, BMKG menyebut update terakhir aktivitas gempa terjadi pada pukul 21.15 WIB, Senin 1 Januari 2023.