Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WADUK JATIGEDE: Warga Belum Terima Ganti Rugi Rumah

image-gnews
Foto udara Waduk Jatigede yang belum tergenang air di Sumedang, Jawa Barat, Sabtu, 1 Agustus 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan
Foto udara Waduk Jatigede yang belum tergenang air di Sumedang, Jawa Barat, Sabtu, 1 Agustus 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah warga yang terkena dampak proyek Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, meminta Presiden Joko Widodo melihat langsung kondisi masyarakat yang terlunta-lunta akibat proses ganti rugi terhadap masyarakat yang hingga kini belum tuntas. Warga meminta Presiden datang sebelum waduk mulai digenangi pada tanggal 31 Agustus 2015 mendatang.

Tokoh masyarakat Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Aden Tarsiman, 49 tahun, mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah ganti rugi tanah dan bangunan bagi masyarakat yang terdampak. "Masih banyak warga yang belum dituntaskan masalah ganti ruginya. Jadi kami berharap Jokowi datang langsung ke masyarakat agar bisa melihat kondisi sebenarnya sebelum waduk digenangi," ujar Aden kepada Tempo di kediamannya, Ahad, 23 Agustus 2015.

Menurut dia, masih ada sekitar 3.800 warga yang komplain terkait belum digantinya tanah yang dibebaskan pada medio 1982-1986. Selain itu, masih ada sekitar 12 ribu warga yang belum terdata sebagai masyarakat yang terkena dampak penggenangan.

Menurut dia, selama ini pemerintah dinilai lalai mendata masyarakat yang harus dipenuhi haknya. Seperti dalam proses ganti rugi tanah dan bangunan terhadap masyarakat yang memilki kartu keluarga di lokasi yang terkena dampak. Masyarakat hanya diberikan ganti rugi senilai Rp 29 juta. Uang ganti rugi tersebut jauh dari cukup untuk mengganti rumah yang dibeli pemerintah.

"Pemerintah tidak memberikan solusi untuk merelokasi warga. Dulu pernah mau ditempatkan di lahan kas Kecamatan, tapi hingga sekarang belum terealisasi. Uang Rp 29 juta kurang untuk mencari rumah rumah ditempat lain," kata dia.

Selain itu, ia mengatakan pemerintah tidak memperhatikan masalah lapangan pekerjaan warga. Pasalnya, mayoritas warga yang terkena dampak genangan berprofesi sebagai buruh tani dan ternak. "Pemerintah harus memperhatikan kondisi sosial masyarakat. Di sini mayoritas bertani dan ternak, kalau dipindahkan juga harus ada pertimbangan ke arah sana," kata dia.

Dengan adanya permasalahan tersebut, sejumlah masyarakat di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, belum pergi dari kediamannya. Hal itu dikarenakan, sejumlah warga masih kebingungan ihwal masa depan dirinya apabila meninggalkan rumahnya tersebut. "Hanya 1-2 warga yang sudah meninggalkan Desa Cipaku. Itupun mereka yang dikategorikan mampu. Kebanyakan masyarakat bingung mau pindah ke mana," kata Aden.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aden mengatakan, segala upaya sudah ditempuh warga untuk meminta hak ihwal uang gangi rugi. Salah satu contohnya, Aden dan sejumlah warga Jatigede sempat melakukan long march dari Sumedang menuju Gedung DPR di Jakarta. Namun, hingga kini belum ada sinyal positif dari pemerintah. "Kalau bisa dibilang masyarakat sudah capek dan jenuh nuntut masalah ini," ujarnya.

Pantauan Tempo di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, terhitung satu pekan sebelum waduk digenangi, masyarakat masih terlihat menjalankan aktifitas seperti biasa, seperti bertani, berternak dan memotong kayu. Di setiap rumah masih terlihat sejumlah warga yang sedang ngaso dan berkumpumpul bersama tetangga. Padahal apabila waduk jadi digenangi pada 31 Agustus mendatang, Desa Cipaku merupakan desa pertama yang akan tenggelam.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pembayaran ganti rugi warga terdampak proyek Waduk Jatigede sudah dibayarkan sejak Jumat, 26 Juni 2015 lalu. Menteri Basuki mengklaim tak ada lahan yang belum bisa dimulai pembebasan lahannya dalam proyek itu.

Kementerian sudah menyiapkan anggaran Rp 747,57 miliar untuk ganti rugi itu. Namun anggaran tersebut terancam membengkak karena masih ada 12 ribu aduan masyarakat terkait dengan sengketa pembebasan lahan Waduk Jatigede.

IQBAL T. LAZUARDI S.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

8 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

13 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

19 hari lalu

Warga memanggul air bersih di dasar Waduk Jatigede yang kembali muncul dampak dari menyusutnya volume air waduk akibat kemarau panjang di Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 3 Oktober 2023.  Waduk Jatigede difungsikan untuk menambah volume tampungan air guna mendukung 90.000 hektare jaringan irigasi, pemasok air baku, dan pengaman banjir di area seluas 14.000 hektare. TEMPO/Prima mulia
Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

Peneliti BRIN merekomendasi optimalisasi Waduk Jatigede untuk mengatasi rendahnya tingkat akses air bersih di wilayah Cirebon Raya.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

39 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

47 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

47 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

50 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

15 Februari 2024

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.