TEMPO.CO, Palopo - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Palopo, Sulawesi Selatan, mencatat, selama periode Januari-Agustus 2015, delapan orang positif mengidap HIV/AIDS.
Pengelola Program KPA Kota Palopo, Yohana Darma Yosita, menjelaskan, dari delapan orang itu, enam di antaranya lelaki dan dua orang wanita. “Satu dari dua orang wanita itu dalam keadaan hamil, usianya 20 tahun,” katanya, Jumat, 21 Agustus 2015.
Menurut Yohana, wanita hamil itu sempat menjalani perawatan di klinik Voluntary Counseling Test (VCT) Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading, Palopo. Namun KPA Kota Palopo tidak mengetahui perkembangan kondisinya. “Kami hilang kontak dengannya,” ujarnya.
Mereka yang positif tertular HIV/AIDS, kata Yohana, terdeteksi setelah melapor ke VCT RSUD Sawerigading. Rata-rata kondisi mereka sudah pada stadium 3. Bahkan ada di antaranya yang sudah meninggal.
Hal itu, kata Yohana, menunjukkan kecenderungan peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS. Setidaknya terdapat seorang pengidap setiap bulan. Itu sebabnya, KPA Kota Palopo terus mengupayakan pencegahan. Di antaranya meminta masyarakat, terutama yang rentan terjangkit HIV/AIDS, memeriksakan diri di klinik VCT di RSUD Sariwegading.
Yohana menjelaskan, banyaknya warga yang positif mengidap HIV/AIDS akibat perlaku seks bebas dan narkotik. Dalam berhubungan seks, mereka berganti-ganti pasangan. “Rata-rata mereka masih berusia muda, tapi sudah jadi pecandu narkoba, melakukan seks bebas,” ucapnya sembari menambahkan bahwa salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengawasan orang tua.
Ketua Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) Kota Palopo Andi Fatmawati Syam mengatakan salah satu solusi pencegahan agar jumlah pengidap HIV/AIDS tidak terus bertambah adalah memperbanyak kegiatan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS. “Sosialisasi harus menyasar seluruh kalangan, dari sekolah, kampus, sampai pekerja kantoran dan wiraswasta,” tuturnya.
HASWADI