Namun menurutnya, berbanding terbalik saat mengambil akselerasi di SMP, di SMA ia mengambil akselerasi karena pemikiran matang, bukan alasan malas lagi. “Setamat SMP, saya mulai memikirkan masa depan. Mau jadi apa saya. Karena itu, saya memilih kelas akselerasi lagi bersama 12 orang teman lainnya. Sudah bukan karena malas, tetapi karena katanya kalau akselerasi kesempatan diterima di perguruan tinggi bagus lebih besar,” ucapnya.
Rinaldi serius dengan ucapannya. Di SMA, meskipun tak menjadi yang paling pintar, dia sering mengikuti olimpiade matematika se-Kota Padang. Kecintaannya terhadap matematika pula yang mengantarnya ke Unpad. “Kalau saya dari dulu menjalani yang saya suka. Saya suka matematika makanya ambil matematika, kalau tidak suka tak akan berhasil,”ujar penggemar film anime genre fantasi ini. Rinaldi mengaku nanti ingin berkarier sebagai dosen, ilmuan, atau peneliti di bidang matematika.
Gesitnya Rinaldi membuatnya melampaui dua kakak perempuan kembarnya. Saat ini kakak-kakaknya yang bersekolah normal masih duduk di kelas 3 SMA. “Kita beda dua tahun. Mereka enggak ambil aksel, jadi sekolahnya normal,” ujarnya.
Rinaldi mengaku selama SMP dan SMA ia memang sosok yang kurang bergaul sehingga memiliki sedikit teman. “Saya itu sukanya belajar terus, sehingga sosialisasi agak kurang. Hari-hari dihabiskan di rumah, sekolah, dan main games. Sekali-kali ke mal pergi makan. Sekarang saat kuliah saya ingin mencari teman sebanyak-banyaknya,” ujarnya.
ADE FITRIA NOLA
Baca juga: Tansfer Pedro: Van Gaal Keok, Dikalahkan Pacar Fabregas