TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi uji coba dalam program wajib belajar 12 tahun. “Saya sudah minta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Beliau (Anies Baswedan) sudah setuju,” kata Ganjar Pranowo di Semarang, Jumat, 21 Agustus 2015.
Ganjar sangat ingin wilayahnya menjadi uji coba wajib belajar 12 tahun mengingat mulai tahun depan pendidikan di sekolah tingkat SMA/SMK akan menjadi urusan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Selama ini pendidikan tingkat SMA/SMK menjadi urusan masing-masing kabupaten/kota.
Ganjar memerintahkan Dinas Pendidikan Jawa Tengah berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk membahas persiapan uji coba program wajib belajar 12 tahun. Ganjar menyatakan pada sisa tiga tahun ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ia akan menggenjot sektor pendidikan. “Saya pengin dorong pendidikan,” kata Ganjar.
Namun Ganjar belum bisa memastikan apakah wajib belajar 12 tahun tersebut betul-betul gratis. Jika seluruhnya gratis, maka perlu anggaran yang besar. “Saya belum tahu apakah akan gratis atau setengah-setengah. Kami masih akan uji coba. Harapannya sih larinya ke gratis,” kata Ganjar.
Bekas anggota DPR ini juga masih ragu apakah mampu menggratiskan semua. “Kalau kapasitas bareng semuanya sepertinya belum karena secara nasional juga belum. Uji coba beberapa sekolah bisa jadi contoh,” kata Ganjar.
Ganjar berharap bisa mengatrol pendidikan agar angkatan tenaga kerja bisa didistribusikan ke lapangan kerja. Sebab, kata dia, angkatan tenaga kerja di Jawa Tengah agak mengerikan karena sebagian besar hanya lulusan SD dan SMP. “Bagaimana kita mau bersaing kalau hanya lulus SD/SMP,” kata dia.
Penyerapan tenaga kerja, menurut Ganjar, akan terus dilakukan. Ia mencontohkan saat ini akan dibangun pabrik garmen di Jepara. “Pabrik ini akan menyerap sekitar 20 ribu tenaga kerja,” kata Ganjar.
Politikus PDIP ini juga mendorong pendidikan politik untuk warga, terutama komunikasi melalui media sosial. “Orang mulai melek pendidikan politik karena orang bisa wadul tentang persoalannya,” kata Ganjar.
ROFIUDDIN