TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pendidikan, Doni Koesoema, mengapresiasi ada anak Indonesia yang baru berumur 14 tahun tapi sudah duduk di bangku kuliah. Walau begitu, ia menyarankan agar anak itu diberi pendampingan kepribadian. “Karena tingginya ilmu pengetahuan tidak ada korelasi dengan matangnya kepribadian,” kata Doni saat dihubungi, Kamis, 20 Agustus 2015.
Sebelumnya, Aldo Meyolla Geraldino menjadi mahasiswa termuda di Universitas Gadjah Mada tahun akademik 2015/2016. Pada usianya yang masih 14 tahun, remaja kelahiran 19 Desember 2000 ini mampu menembus jenjang mahasiswa dan masuk di Fakultas Kedokteran UGM.
Doni mengapresiasi kejeniusan Aldo. Namun dia khawatir Aldo tidak bisa bergaul dengan kawan-kawannya di lingkungannya. “Bisa saja, dia minder karena menjadi paling muda,” ucap pendiri Pendidikan Karakter Education Consulting ini
Kemungkinan lain, Aldo kurang nyambung dalam pergaulan di lingkungan kawan-kawan mahasiswanya. “Teman-teman Aldo kan seusia anak lulus SMA, sedangkan Aldo seusia lulus SMP. Bahasan mereka kan berbeda,” tutur Doni.
Menurut Doni, pendampingan kepribadian itu sangat penting. Sebab, dengan belajar kepribadian, seseorang belajar merespons, bersosialisasi, dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.
Doni mengatakan anak usia belasan tahun dan sudah duduk di bangku kuliah sudah banyak terjadi di negara maju. Namun banyak juga kegagalan yang dialami anak-anak jenius itu. “Mereka banyak yang gagal dalam kehidupan, bahkan ada juga yang tewas bunuh diri karena stres,” ucap Doni.
Doni berujar, mereka stres karena gagal dalam pendidikan kepribadiannya. Doni mengakui, ada anak jenius yang bisa berkomunikasi dengan baik dengan teman temannya yang berusia di atasnya. “Masalahnya, banyak anak jenius yang jadi introvert dan tertutup. Itu yang jadi masalah,” tuturnya.
MITRA TARIGAN