TEMPO.CO, Bandung: Para pedagang daging ayam mulai mogok hari ini. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan meminta bantuan Bulog Pusat untuk menggelar operasi pasar guna mengatasi aksi mogok. Saat ini, harga ayam potong di pasar tradisional Kota Bandung mencapai Rp 40 ribu per kilogram, yang biasanya dijual Rp 36 ribu per kilogram.
"Mudah-mudahan izin dari Bulog Pusat turun. Kalau turun, operasi pasar bisa digelar secepatnya," ujar Ridwan, 19 Agustus 2015.
Dia mengatakan telah berkomunikasi dengan kelompok pedagang daging ayam. Alasan mogok, menurut Ridwan, ternyata tidak jauh berbeda dari alasan mogok jualan yang dilakukan kelompok pedagang daging sapi pada pekan lalu. ”Alasannya, suplai dari distributornya yang sudah tinggi duluan. Itu yang sedang saya selidiki,” ucap dia.
Ridwan mencurigai ada mafia di balik tingginya harga daging ayam. "Kalau tidak bisa dikontrol negara, naik-turunnya harga ini dimainkan oleh kartel, distributor, atau importir. Mirip-mirip dengan sapi," tuturnya lagi.
Para pedagang pun sudah beroleh surat edaran dari Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) ihwal rencana mogok. Mogok dimulai hari ini pukul 12.00 WIB hingga Ahad mendatang.
“Besok mau ikut mogok. Semuanya juga ikut mogok. Soalnya, dari bandarnya juga bakalan kosong,” kata Oneng Setiawati, pedagang di Pasar Cihaurgeulis, Kota Bandung, kemarin. Kalau menolak, dia akan didenda Rp 20 juta.
Para pengusaha katering merasakan dampak kenaikan harga ayam. Ayam adalah salah satu kebutuhan primer mereka. Pengusaha menyiasati dengan menyetok daging ayam sebelum aksi mogok. "Tapi stok itu juga tak bisa berlebih. Pemerintah harus segera mengatasinya," ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) Kota Bandung, Imas Yuhana.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Elly Wasliah, mengatakan pihaknya akan berusaha membujuk para pedagang untuk membatalkan aksi mogok tersebut. Pasalnya, aksi mogok akan mengganggu roda perekonomian, terutama pedagang ayam, pembeli, dan pemasok. "Kalau tetap mogok, jalan terakhir adalah menggelar operasi pasar," ujar dia.
TIM TEMPO