TEMPO.CO, Jakarta - Portal berita CNN Indonesia meminta maaf atas kesalahan berita tentang pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dalam sebuah seminar di Majelis Permusyawaratan Rakyat kemarin, Mega mengungkapkan keinginannya agar pejabat negara berhenti korupsi, sehingga Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dibubarkan.
Dalam portalnya, CNN Indonesia menuliskan berita tersebut dengan judul "Megawati: Bubarkan KPK". Kini judul tersebut diubah menjadi "Megawati: Bubarkan KPK jika Tak Ada Korupsi".
Baca juga: Cemas di Depan Jokowi,Ini Hebatnya Si Cantik Pembawa Bendera
"Judul itu kami koreksi karena tidak akurat dalam mengutip dan menyimpulkan pernyataan Megawati sehingga terlepas dari konteks dan isi berita," tulis redaksi CNN Indonesia, Rabu, 19 Agustus 2015.
Pernyataan Megawati yang ditafsirkan terlalu jauh itu menimbulkan berbagai macam reaksi. Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto bahkan mempertimbangkan langkah hukum atas pemberitaan keliru di sejumlah media. "Ibu Mega sudah dijelekkan namanya dengan pemberitaan salah ini. Kami pertimbangkan langkah hukum, baik somasi maupun lainnya," ucap Bambang.
Sebelumnya, Megawati menjadi pembicara kunci di seminar konstitusi "Mengkaji Wewenang MPR dalam Sistem Ketatanegaraan di Indonesia" yang digelar MPR, Selasa, 18 Agustus 2015.
Saat itu, Mega berujar, "Seharusnya kita memberhentikan yang namanya korupsi, sehingga komisi yang sebetulnya sifatnya ad hoc dan harus sementara ini saja (KPK) dapat dibubarkan."
Megawati menyadari pernyataannya itu akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, bahkan dirinya bisa dirisak karena dianggap beratraksi. Namun, Megawati menegaskan, pernyataannya itu sangat logis. Sebab, apabila tidak ada korupsi, tentu saja KPK tidak ada lagi.
"Dengan demikian, kesalahan telah kami perbaiki. Kami mohon maaf atas kekeliruan tersebut dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Terima kasih," tulis CNN Indonesia.
INDRI MAULIDAR
Baca juga:
Daftar Univertas Terbaik: Penyebab IPB Kalahkan UI
Baru Jadi Menteri, Rizal Ramli Ditegur Jokowi: Ini Sebabnya