Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Literasi Media Kaum Muda untuk Kesetaraan Gender

image-gnews
Sejumlah perempuan mengikuti audisi sebuah reality show yang tayang di stasiun televisi nasional. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Sejumlah perempuan mengikuti audisi sebuah reality show yang tayang di stasiun televisi nasional. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para guru dan orang tua menjadi ujung tombak usaha pendidikan literasi media, terutama bagi anak dan remaja. “Literasi media merupakan solusi cerdas dan sederhana namun besar dampaknya di kemudian hari untuk mencapai kesetaraan gender di Indonesia,” kata Profesor  Billy Sarwono, dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia.

Pada Rabu, 19 Agustus 2015, Billy Sarwono bakal dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia. Dia akan membawakan pidato yang berjudul Literasi Media untuk Kesetaraan Gender di Indonesia.  Sejak 1995, dia menekuni studi tentang literasi media.

Oni, panggilan akrab Billy menjelaskan publik harus tahu bahwa isi media tak terlepas dari siapa yang berada di baliknya. Bagaimana proses produksi teks (berita, acara televisi, film dan lain) juga tak lepas dari latar belakang awak media, kepentingan pemilik modal, pengiklan dan berbagai faktor lain.

Menurut Oni, literasi media ini tak hanya untuk menipis bias gender dalam masyarakat.  Juga bisa diaplikasikan sebagai usaha menahan gempuran media sosial dalam kehidupan anak dan remaja di segala bidang.  Melalui pendidikan literasi media, seseorang akan memahami bahwa sebagian besar isi media merupakan hasil konstruksi.

Isi media tidak selalu memberikan gambaran seperti apa adanya. Media banyak mengkonstruksikan realitas untuk memenuhi kepentingan pemilik media atau bahkan memenuhi kebutuhan pasar. Tak heran, karena sarat akan kepentingan tersebut, maka representasi yang ditampilkan sering tidak menggambarkan realitas yang sebenarnya.

Contohnya, kata Oni yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi FISIP UI, pemberitaan soal perempuan.  Media cenderung menggambarkan stereotip perempuan yang muda, cantik, lemah, emosional.  Sebaliknya laki-laki merupakan sosok kuat, pemberani, tegas dan mandiri.

Dampak konstruksi bias gender dalam media tidak hanya mempengaruhi perilaku individu melainkan juga budaya masyarakat. "Karena sifat dari media yang bisa menjangkau sebagian besar masyarakat dalam waktu singkat," ujar Oni dalam siaran pers pada Selasa, 18 Agustus 2015.

Berita atau teks dalam media layaknya mitos yang disajikan setiap hari, sehingga sebagian masyarakat menerima nilai-nilai yang dikonstruksikan media tanpa mengkritisinya. Terjadilah misrepresentation perempuan dalam media yang dampaknya terhadap anak-anak dan remaja.

Oni  mengutip berbagai hasil penelitian tentang bias gender dalam media. Ditampilkan bahwa perempuan berada di ranah domestik dan laki-laki di publik; bila perempuan bekerja di sektor publik, maka dia dianggap kurang kompeten atau media juga cenderung menekankan atribut seks  (kecantikan) daripada pemikirannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, minimnya narasumber perempuan yang digunakan media membuat partisipasi perempuan di ranah publik tak kelihatan dan kepentingan perempuan tak bisa disuarakan atau terbisukan. Kondisi ini akan mengakibatkan peran dan posisi perempuan  semakin direndahkan dan kesetaraan gender di Indonesia semakin sulit dicapai.

"Situasi saat ini semakin memprihatinkan saat industri media ikut mengkomodifikasi ideologi patriarki," kata anggota dari Media Climate Working Groups yang terdiri peneliti dari 18 negara di dunia.  Seperti gambaran perempuan ideal yang seksi dan atau memiliki wajah cantik mendorong remaja untuk menggunakan berbagai produk demi mencapai standar sesuai dengan konstruksi media.

Walaupun jumlah reporter perempuan dan jumlah politisi serta perempuan di parlemen sudah meningkat, namun keberadaan mereka belum mampu mengubah stereotip perempuan yang bias gender.

Demikian juga, walaupun dewasa ini masyarakat kita aktif menggunakan media sosial, namun berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa masih sulit terjadi pemaknaan khalayak yang beragam. Karena pemaknaan khalayak, ujar Billy, sejalan dengan isi media dan juga persepsi awal seseorang atau stereotip terhadap perempuan.

Salah satu hal yang menyebabkan pemaknaan dominan ini karena kuatnya kultur patriarki yang juga disosialisasikan lewat komunikasi interpersonal melalui keluarga, institusi pendidikan, teman bermain dan masyarakat.

Dalam perpektif ilmu komunikasi, maka solusi yang bisa dilakukan adalah mendorong anak-anak, remaja dan khalayak lain menjadi lebih kritis terhadap sajian media melalui literasi media.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

2 hari lalu

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.


Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

2 hari lalu

Massa dari berbagai Kelompok Pencinta Alam melakukan aksi damai untuk memperingatai Hari Bumi, di halaman gedung KPK, Jakarta, 22 April 2015. Dengan membawa spanduk raksasa yang berisi Petisi Kelestarian Bumi Indonesia dan dibubuhi ribuan tandatangan tersebut mereka mengingatkan bahwa Merusak Alam Itu Korupsi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

2 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

3 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

5 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

5 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

8 hari lalu

Ilustrasi keluarga mengisi liburan sekolah dengan camping di alam. Foto: Freepik.com/Jcomp
Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

9 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

10 hari lalu

Ilustrasi salat Idul Fitri. REUTERS
Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

Khatib salat Id di Bantul, Yogyakarta, mendadak viral di media sosial karena mengangkat materi dugaan kecurangan Pemilu 2024. Berikut sederet faktanya


BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

17 hari lalu

Unggahan BEM UI di Instagram pad 26 Maret 2024. Instagram/bemui_official
BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

Ini berawal saat BEM UI mengunggah kritik yang menyoroti kasus penganiayaan warga di Papua oleh aparat.