TEMPO.CO, Watampne - Aparat Unit Buru Sergap Kepolisian Resort Bone, Sulawesi Selatan, Selasa petang, 18 Agustus 2015, menangkap Syaharuddin, 49 tahun, seorang ayah yang membunuh putri kandungnya, Mesi, 19 tahun.
Kepala Unit III Resmob Polres Bone, Inspektur Dua Bambang Supriadi, mengatakan Syaharuddin ditangkap di tempat perembunyiannya, yakni di rumah kerabatnya, di Jalan Pramuka, Kelurahan Bukaka, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone.
Menurut Bambang, penangkapan dilakukan setelah berkoordinasi dengan Polres Wajo dan Polres Pinrang. "Saat ini pelaku kami tahan dulu. Karena lokasi kejadiannya di Wajo, maka petugas Reskrim Polres Wajo akan melakukan penjemputan," katanya, Selasa petang, 18 Agustus 2015.
Pembunuhan terjadi di kawasan Taman Makam Pahlawan, Kabupaten Wajo, Selasa dinihari, 18 Agustus 2015, sekitar pukul 03.00 Wita.
Dalam pemeriksaan polisi, Syaharuddin menjelaskan tega menghabisi nyawa putri tunggalnya dari pasangan istrinya bernama Sumarni lantaran kesal. Mesi yang baru tamat SMA itu selalu keluar rumah tanpa tujuan yang jelas.
Syaharuddin yang sehari-hari bekerja di Pasar Sentral Wajo sebagai buruh angkat itu sudah mencari Meski ke sejumlah tempat. Kemudian ditemukan di kawasan Taman Makam Pahlawan, Kabupaten Wajo.
Syaharuddin merasa kesal, karena Mesi tidak mau pulang ke rumahnya di Jalan Andi Ninnong, Kabupaten Wajo. Putri tunggalnya itupun dianiaya hingga tewas. “Saya malu pada orang lain akibat perbuatannya,” ujarnya.
Usai menghabisinya Mesi, Syaharuddin meninggalkan Kabupaten Wajo menggunakan sepeda motor. Dia menuju Kabupaten Bone, bersembunyi di rumah salah seorang kerabatnya. "Saya hilang ingatan waktu itu, saya baru sadar, Pak. Saya menyesal," ucapnya di hadapan polisi yang memeriksanya.
ANDI ILHAM