TEMPO.CO, Ciamis -Warga Cikupa, Kecamatan Lumbung, Ciamis, Jawa Barat beberapa pekan lalu resah. Seekor macan Kumbang pejantan berkeliaran di kebun yang berada pada kaki Gunung Syawal. Beberapa domba, anjing, dan ayam peliharaan hilang entah ke mana. Warga menduga peliharaan mereka itu dimangsa sang macan. "Delapan domba, lima anjing dan enam ayam dimangsa," kata Ketua Karang Taruna Desa Cikupa, Asna Maulana Sidiq , Selasa, 18 Agustus 2015.
Perangkap pun disiapkan. Warga merangkai bambu di Blok Leungsar, Kaki Gunung Syawal. Selasa malam, 11 Agustus 2015, seekor macan Kumbang terperangkap. Selama sepekan, macan berada di dalamnya. Warga menemukannya dalam keadaan lemas. "Kami bawa dan pindahkan ke kandang yang lebih besar," kata Asna.
Warga pun mengumpulkan iuran untuk macan tersebut. Dana yang terkumpul dipakai untuk membeli daging sapi dan daging ayam. Dalam sekali makan, macan Kumbang bisa melahap tiga kilogram daging sapi dan dua kilogram daging ayam.
Namun hidup di kandang dan hutan jelas berbeda. Hanya sepekan saja, macan Kumbang itu dehidrasi dan stress. Warga kemudian menyerahkan macan tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam wilayah 3 Jawa Barat pada Selasa, 18 Agustus 2015. Petugas Balai langsung memeriksa kondisi kesehatan macan.
Seorang dokter hewan Balai Konservasi didatangkan. "Macan Kumbang itu dehidrasi saat berada di kandang," kata Warid, komandan Polisi Hutan Gunung Syawal seusai penyerahan macan ke BKSDA. Dokter memberikan suntikan penenang, infus, dan vitamin. "Habis 1,5 botol infusan. Tadinya mau dua botol, tapi macannya keburu bangun." Suntikan infus dilakukan saat macan tertidur. Vitamin dicampur ke daging yang akan diberikan ke macan. "Perlu asupan agar tidak lemas," kata Warid.
Gunung Syawal memang habitat macan Kumbang. Balai Perlindungan memeperkirakan tiga macan masih ada di dalam hutan, terdiri dari satu induk dan dua anaknya. Macan-macan tersebut kerap turun ke permukiman warga. "Tadi kami sudah mengusir macan agar kembali masuk hutan," kata Asna.
Kondisi kemarau membuat hewan-hewan tersebut kadang berkeliaran di permukiman. Kepala Bidang Wilayah 3 BKSDA Jawa Barat, Muhammad Djundjun Nurdjaman memperkirakan macan-macan tadi tengah mencari air atau minimnya mangsa alaminya, babi hutan di Gunung Syawal.
Djundjun memastikan kondisi Hutan Syawal tak jauh berubah. Kondisi kering membuat babi hutan turun ke permukiman yang diikuti macan tersebut. “Babi hutan turun, macan Kumbang itupun ikut turun,” kata dia.
CANDRA NUGRAHA