TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli tak lagi berkomentar di luar bidang kerjanya. Menurut Kalla, seharusnya seorang menteri mempelajari dan mengerti kebijakan pemerintah, bukan malah mengkritiknya.
"Tentu sebagai menteri harus pelajari dulu sebelum berkomentar. Memang tidak masuk akal, tapi menteri harus banyak akalnya. Kalau kurang akal, pasti tidak paham itu," kata JK di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 18 Agustus 2015.
Kalla menilai kritik Rizal Ramli kurang pas karena saat ini dia berada di dalam lingkaran pemerintah. Rizal Ramli dilantik menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman bersama lima menteri lainnya, Rabu pekan lalu. (Lihat Video Pernyataan Kontroversial Rizal Ramli Yang Serang Jokowi)
Resmi jadi menteri, Rizal Ramli justru menyoal beberapa kebijakan pemerintah. Pertama, ia menyorot rencana pemerintah membangun proyek listrik 35 ribu megawatt. Rizal Ramli menilai proyek tersebut program ambisius JK. Sebab, JK sudah merencanakannya saat menjabat wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009.
JK membantah pernyataan Rizal. Menurut JK, proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt itu sudah disetujui Presiden Joko Widodo dan tujuannya untuk kepentingan masyarakat. "Kalau dia berkomentar seperti itu, mengurangi kewibawaan Presiden. Karena yang meresmikan kan Presiden, bukan saya. Kebijakan pemerintah Pak Jokowi yang meresmikannya, berarti memandang kurang pantas Pak Jokowi kalau begitu, kan," ujar JK.
Kritik kedua Rizal Ramli mengenai rencana PT Garuda Indonesia membeli pesawat Airbus A350. Pekan lalu, Rizal Ramli mengaku sudah mengusulkan kepada Presiden Jokowi agar meninjau kembali rencana pembelian pesawat Airbus A350.
Rizal menilai pembelian Airbus A350 itu tidak tepat karena tak akan menguntungkan Garuda. Rizal Ramli berdalih, ia sengaja mengkritik perusahaan pelat merah ini agar tak merugi karena rencana rute penerbangan pesawat baru itu nantinya tidak menguntungkan.
Menanggapi kritik Rizal Ramli ini, JK menampiknya. Ia mengatakan pemerintah sama sekali belum meneken perjanjian pembelian Airbus A350. "Tidak pernah beli, baru penandatanganan letter of intent, saya berminat, bukan kesepakatan jual-beli," tutur JK.
REZA ADITYA