TEMPO.CO, Marabahan - Sedikitnya 1.283 jiwa warga di Kelurahan Lapasan, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, mengeluh tentang embusan partikel halus dari aktivitas dermaga batu bara. Akibat terpapar debu panas batu bara, sejumlah warga terjangkit penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), seperti batuk-batuk, asma, dan sakit tenggorokan.
“Belum ada cek medis dan bantuan kesehatan apa pun dari perusahaan,” kata seorang warga RT 4 RW 2, Abdul Haq, Selasa, 18 Agustus 2015.
Baca Juga:
Paparan debu hitam pekat juga berdampak buruk pada hasil pertanian. Warga yang mayoritas petani padi merasa produktivitas lahannya semakin menyusut akibat terpapar debu batu bara. Sebelum stockpile itu beroperasi, kata Abdul, dalam satu hektar sawah bisa menghasilkan padi rata-rata sebanyak 300 blek atau setara 3 ton padi. Takaran 1 blek setara bobot 10 kilogram.
“Sekarang cuma 200-an blek karena kena debu panas batu bara. Kami minta perusahaan bersikap,” ucapnya.
Masyarakat sebenarnya tidak keberatan atas keberadaan dermaga batu bara di tepi Sungai Barito tersebut. Ia mengakui banyak warga sekitar yang bekerja di PT Talenta Bumi, pengelola dermaga. Namun akibat paparan terus menerus debu batu bara, warga mesti bersiasat menggunakan masker jika sedang bertani di sawah.
Pantauan Tempo di lapangan, paparan debu halus kehitaman samar-samar terlihat walapun aktivitas dermaga sedang berhenti. “Apalagi kalau ada bongkar muat batu bara. Debunya tambah banyak, kami tutup rapat pintu rumah,” ujar Abdul.
Lurah Lapasan Kartayudi mengatakan telah melayangkan nota protes terkait keresahan warga di sekitar dermaga. Selain debu batu bara, pihaknya juga memprotes suara berisik dari aktivitas loader dan hilir mudik dump truk. Meski telah diperhatikan oleh PT Talenta Bumi, kata Kartayudi, debu batu bara masih berhamburan hingga radius 1 kilometer.
Ia berharap PT Talenta Bumi segera menggelar tes kesehatan bagi warga terdampak debu batu bara. Kartayudi mengaku selama ini perseroan hanya memberikan bantuan berupa pupuk, perbaikan jalan, dan bantuan tandon air. PT Talenta Bumi beroperasi sejak September 2013 di atas lahan seluas 38 hektare. “Program CSR kesehatan masih wacana.”
Dikonfirmasi terpisah, juru bicara PT Talenta Bumi Agus Basri mengaku kesulitan menekan debu batu bara di area dermaga. Namun pihaknya telah menyusun strategi untuk menyiram tumpukan batu bara menggunakan cairan kimia khusus di area penumpukan sementara (stockpile) di Desa Cintapuri Kabupaten Banjar. Jika sukses, ia yakin batu bara di dermaga yang siap angkut tidak akan menyebarkan debu.
“Memang sulit zero dampak. Pasti ada dampak buruk atas batu bara. Kami juga belum menggelar CSR kesehatan karena masyarakat menolak,” kata Agus.
DIANANTA P. SUMEDI