TEMPO.CO, Jakarta -Keberuntungan datang dari sesuatu yang tak terduga. Barangkali ini menggambarkan apa yang dialami tiga tiga staf Indonesia Mengajar: Hikmat Darsono, Yundriati Ardani dan Susilo. "Kami bertiga kehabisan tiket dari Jakarta ke Jayapura," kata Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar, Hikmat Darsono, saat dihubungi Tempo, Senin, 17 Agustus 2015.
Semestinya, Hikmat dan dua rekannya itu masuk ke dalam daftar penumpang Trigana Air jenis ATR 42 PK YRN nomor penerbangan IL 267 jurusan Sentani - Oksibil. Tapi mereka kehabisan tiket di penerbangan ke Papua dari Jakarta. Mereka terpaksa tertahan di Jakarta.
Ceritanya, mereka bertiga dijadwalkan berangkat ke Papua untuk assessment sekolah atau survei sekolah dari Indonesia Mengajar. Sudah sepekan lalu, Dinas Pendidikan Pegunungan Bintang, Papua membicarakan rencana tersebut. Ini bakal menjadi pengalaman perdana mereka mengunjungi beberapa sekolah di daerah terpencil itu.
Mereka sudah terdaftar pada nomor kursi 19,20, dan 21 persawat tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pegunungan Bintang Utopdana Hosea mendapat nomor kursi 22. Sedangkan tiga kursi lainnya tak diisi. "Tiket itu sudah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya," kata dia.
Dari empat orang tadi, Utopdana satu-satunya penumpang yang mendapat tiket Jakarta-Jayapura. Ia pun berangkat terlebih dahulu. Sementara dua teman Hikmat berangkat ke Jayapura dengan penerbangan selanjutnya. Karena terlambat, mereka kini tertahan di Jayapura. Karena penerbangan ke Bandara Oksibil memang tidak tiap hari.
Tak disangka, Pesawat Trigana Air yang terbang Ahad, 16 Agustus 2015 itu, hilang kontak pada 14.55 WIT. Tim pencarian pesawat melihat adanya kepulan asap di sekitar lokasi temuan puing-puing di daerah Oksok, Kabupaten Oksibil, Papua.
Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan seorang pilot yang ikut mencari melaporkan pesawat tak hanya jatuh di satu titik. Ia menduga pesawat berada di lereng bukit di daerah Oksok pada kemiringan 45 derajat. Di sekitar lokasi tim pencari menemukan puing-puing pesawat. Pohon-pohon tampak terbakar.Ada 54 penumpang dalam pesawat tadi.
Utopdana diduga satu dari penumpang Trigana Air yang nahas itu. "Saya sudah tak bisa kontak dia lagi sejak kemarin," kata Hikmat. Tim Indonesia Mengajar masih menunggu kondisi yang kondusif untuk melanjutkan survei sekolah untuk program periode mendatang.
YOLANDA RYAN ARMINDYA| CUNDING LEVI