TEMPO.CO, Yogyakarta Tokoh perintis acara Jogja Bike Rendezvous (JBR) sekaligus anggota Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Yogyakarta Lulut Wahyudi enggan panjang lebar menanggapi aksi penghadangan konvoi moge oleh Elanto, pesepeda Yogya, pada Sabtu 15 Agustus 2015.
Pria yang kini banyak berkecimpung dalam bidang modifikasi motor klasik 'Retro Classic Cycles' itu menuturkan sejak jauh-jauh hari sebelum penyelenggaraan acara, pihaknya sudah menegaskan agar para peserta Jogja Bike Rendezvous 2015 tetap mengusung semangan Safe Rideng, Respect Others On The Road, dan Don't Arrogant.
"Kalau konvoinya arogan, ya memang itu salah, kami juga tak setuju karena itu bisa menodai acara tahunan yang sudah dirintis sejak tahun 2004 itu," ujar Lulut.
Arogansi itu, terutama merujuk jika ada aksi pelanggaran lalu lintas dan merampas hak pengguna jalan lain. Namun Lulut pun mengingatkan, bahwa acara JBR ini sejak awal diproyeksikan menjadi salah satu pendukung pariwisata Yogya.
"Sebelum ada acara JBR ini, konvoi moge selalu tujuannya Bali, dari event ini kami sebenarnya ingin memberi dampak gerakan ekonomi baru di Yogya," ujar Lulut.
Target peserta JBR 2015 ini 4.000 peserta seluruh Indonesia. Dari acara yang digelar 14-17 Agustus 2015, Lulut mengharapkan bisa mendorong gerakan ekonomi di Yogya seperti lenght of stay di penginapan atau hotel, kaki lima di jalanan Yogya yang khas, dan kegiatan lain.
Lulut pun menuturkan, aksi penghadangan month oleh Elanto dan rekannya pada Sabtu lalu, bisa dipahami sebagai bentuk kontrol sosial yang positif untuk membangun kultur lebih baik dalam berkendara di jalanan. "Tapi, jangan hanya pada moge, tapi mari bersama mengontrol segala kegiatan apapun yang bisa menggangu di jalanan," ujarnya.