TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 2000 santri Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil, Kelurahan Demangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Bangkalan, menggelar upacara kemerdekaan, Senin, 17 Agustus 2015. Yang unik dari upacara ini, seluruh peserta dan pemimpin upacara memakai sarung dan sandal bakiak.
Sarung yang dipakai pun seragam, yakni berwarna hijau daun, atasan putih dipadu dengan songkok yang juga berwarna putih. Ribuan santri berbaris rapi dan mengikuti upacara bendera di halaman pondok pesantren dengan dengan khidmat.
Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan KH Nasih Aschal mengatakan upacara kemerdekaan sarungan ini sengaja digelar untuk mengingatkan para pemimpin dan pejabat negara agar hidup sederhana. Kata Nasih, tanpa jiwa sederhana hanya melahirkan praktek korupsi. "Kami prihatin, saat ini praktek korupsi menjadi hal yang biasa," katanya.
Menurut Nasih, kemerdekaan Indonesia diraih dengan jiwa sederhana para pejuang. Meski hanya bersenjatakan bambu runcing, mereka tak gentar melawan penjajah Belanda. "Kiai dan santri juga berperan penting dalam meraih kemerdekaan," kata dia.
Saat ini, ujarnya, pemerintah Indonesia masih harus terus berjuang membebaskan negeri dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menyengsarakan masyarakat. "Indonesia belum merdeka dari korupsi," ujar Nasih.
Setelah menggelar upacar kemerdekaan, para santri lalu menggelar acara tahlilan untuk mendoakan arwah para pejuang yang gugur di meda perang.
MUSTHOFA BISRI