Elanto pun menjawab jika warga bukan pengguna moge juga wajib bayar pajak sama, sehingga perlakuan di jalan dan taat aturan perundangan harus sama.
"Pengendara lainnya terus meraung-raungkan gas motornya. Ada yang mengacungkan jari tengah pada kami," ujar Andika.
Yang memalukan, polisi pengawal rombongan itu justru diam saja saat ditanya kenapa tak memberi contoh tertib lalu lintas.
"Ada polisi pengawal dari Jawa Timur juga yang mengawal, malah ikut memblayer-blayer motor patrolinya," ujar Andika.
Tak hanya polisi, pantauan Andika, ada juga rombongan dengan mobil Polisi Militer (PM) mengawal. Awalnya PM ini ikut meraung-raungkan mobilnya seolah menantang Andika dan Elanto. Namun seorang di dalam mobil lantas membuka kaca jendela dan meminta rombongan moge berhenti dulu saat lampu merah.
Saat penghadangan itu, satu regu kepolisian dilengkapi senjata laras pendek turun datang mengawasi.
Aksi Andika dan Elanto pun mendapat dukungan pengguna jalan lain, yang langsung meminggirkan motornya untuk ikut berdiri menghadang rombongan moge itu. Pengendara itu membantu penghadangan karena marah sebab terlambat mengantar temannya ke stasiun karena jalurnya diserobot.
Sesorean di perempatan perbatasan Kabupaten Sleman dan Kota Yogya itu, Andika dan Elanto setidaknya menghadang moge tiga sampai empat kali yang hendak berkumpul di Candi Prambanan dalam sebuah acara bertajuk Jogja Bike Rendezvous (JBR) yang digelar 14-17 Agustus di Yogya.
"Saat rombongan selesai dari Candi Prambanan, mereka baru mau taat rambu lalu lintas," ujar Andika.
PRIBADI WICAKSONO