TEMPO.CO, Jakarta - Mulai Kamis, 20 Agustus 2015, rombongan pertama jemaah calon haji dari Indonesia sudah akan diberangkatkan ke Tanah Suci. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dari Kementerian Kesehatan Indonesia, menjabarkan empat persiapan yang harus dilakukan jemaah haji Indonesia sebelum hari keberangkatan.
Pertama, para calon jemaah haji disarankan kembali memeriksakan kesehatan mereka secara rinci ke dokter yang biasa dikunjungi. Tiga tujuan utama dilakukannya pemeriksaan ulang ini di antaranya agar penyakit bisa dideteksi lebih awal dan masih ada waktu untuk mengatasinya.
Selain itu, pemeriksaan penting agar terhindar dari penyakit MERS Cov. Data menunjukkan penderita penyakit ini adalah mereka yang sebelumnya sudah memiliki penyakit penyerta, misalnya paru kronik, jantung kronik, diabetes, dan hipertensi. Karena itu, siapa pun yang memiliki penyakit ini perlu lebih berhati-hati menjaga kesehatan dan lebih saksama menyiapkan persediaan obat-obatan. Dan terakhir, jika jemaah memiliki masalah kesehatan, mintalah surat keterangan dokter untuk diserahkan di kloter dokter di Arab Saudi.
Kedua, melakukan olahraga secara teratur seperti jalan kaki sebanyak 3-4 kali per minggu. Hal ini penting dilakukan karena saat menjalankan ibadah haji akan ada empat rute jalan kaki yang cukup jauh, yaitu tawaf, sai, jalan dari hotel/pondok ke masjid, atau jalan ke tempat lain, misalnya ziarah atau ingin berbelanja.
Ketiga, jika jemaah haji berangkat bersama orang tua berusia lanjut atau sakit-sakitan, selain menyiapkan obat-obatan, jemaah haji juga dituntut mengetahui lebih rinci mengenai tempat penyewaan kursi roda atau kemungkinan ikut safari wukuf.
Keempat, mulai mengenal dan mempelajari fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di Arab Saudi saat musim haji. Tak hanya itu, para calon jemaah juga disarankan mempelajari situasi kesehatan atau wabah penyakit yang mungkin muncul saat musim haji tahun ini.
DINI TEJA