Meski kondisinya sudah sangat memprihatinkan, Amin 'keukeuh' tidak mau hengkang sebelum mendapat penggantian yang layak. Menurut pemilik 13 medali emas yang didapat dari ajang Porda dan PON ini, penggantian berupa relokasi ke rumah susun di Rancacili, Kecamatan Rancasari, tidak imbang dengan Pajak Bumi Bangunan yang dibayarnya selama ini.
"Rancacili tidak layak. Untuk alat-alat studio musik saja enggak akan masuk. Apalagi barang-barang lainnya. Kemudian di sana jauh dan saya sakit ginjal. Di sini rumah sakit lebih dekat dan terjangkau," tuturnya.
Sudah lama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mendengar kabar Amin dengan penyakit gagal ginjalnya bertahan di lokasi gusuran. Seusai mendengar pidato kenegaraan dari Presiden RI Joko Widodo di Gedung DPRD Kota Bandung, pria yang akrab disapa Emil ini langsung mengayuh sepeda birunya membelah puing-puing rumah yang dibongkar di Jalan Karawang.
Setibanya di lokasi, Ridwan Kamil langsung masuk ke dalam gubuk darurat di mana Amin tengah tergeletak di atas kasur bersanding dengan tabung oksigen warna putih. Dengan sabar orang nomor satu di Kota Bandung ini mendengar semua keluhan Amin beserta alasannya menolak opsi relokasi yang diberikan Pemkot Bandung.
"Sudah disampaikan ke Pak Amin opsi-opsinya tapi harus ada persetujuan istri. Kemudian ada curhatan dari warga lainnya juga, saya dengerin saja nanti malam ada pertemuan," tutur Ridwan Kamil.
Meski Amin pernah memiliki prestasi dan jasa mengharumkan nama bangsa di ajang internasional, Ridwan Kamil tetap menganggap Amin salah karena mendiami lahan milik pemerintah. Dia tidak mau melunak. Pilihan utama tetap ikut direlokasi.
"Dari awal juga ini tanah negara, kalau sewaktu-waktu negara membutuhkan mereka harus paham. Prosedur pemindahan ada pilihan ke Rancacili pilihan satu, yang terakhir ada pilihan mengurus sendiri, jadi opsinya sudah sangat demokratis," ucapnya.
PUTRA PRIMA PERDANA