TEMPO.CO, Jakarta - Saat meninjau langsung operasi daging sapi murah oleh Bulog, Kamis siang kemarin, 13 Agustus 2015, Gubernur Banten Rano Karno mengatakan dari hasil sidak, sebanyak 4 ribu sapi yang siap didistribusikan dari total 21 ribu sapi hidup di salah satu tempat penggemukan di wilayah Tangerang, Banten, belum terdistribusikan. "Ini ada apa? Kalau soal stok, kita ada," kata Rano Karno.
Rano Karno mempertanyakan kelangkaan daging sapi tersebut, padahal kata dia, stok sapi di Banten cukup. Menurut dia, di Banten ada tujuh feedloter atau tempat penggemukan sapi. "Kalau menyangkut masalah hukum, Kabareskrim sudah bertindak. Tinggal penyidikan," katanya.
Dengan operasi pasar daging murah yang digelar oleh Bulog, ia mengharapkan kelangkaan daging sapi bisa teratasi. "Insya Allah dalam dua hari ke depan kelangkaan pasokan daging sapi bisa teratasi," kata Rano Karno.
Dalam operasi pasar daging sapi murah itu, pihak Bulog Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten, menjual sebanyak 2,3 ton daging sapi beku dengan harga di bawah harga pasar, yakni Rp 90 ribu per kilogram daging beku. Harga tersebut jauh lebih murah dibanding dengan harga daging sapi yang dijual di pasaran yang saat ini berkisar antara Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu per kilogram. Tetapi minimnya sosialisasi yang dilakukan Bulog, membuat operasi pasar daging sapi beku justru sepi pembeli.
Operasi pasar daging beku yang dijual di bawah harga pasar di lakukan Bulog agar masyarakat tidak terbebani atas kelangkaan daging sapi di pasaran, akibat aksi mogok yang dilakukan pedagang daging sapi sejak Senin lalu.
Sementara itu, Kepala Divisi Regional Bulog DKI Jakarta dan Banten, Awaludin Iqbal, mengatakan operasi pasar dengan menjual daging sapi beku murah sudah dilakukan di beberapa wilayah seperti Tangerang, Jakarta, dan kali ini Serang, masing–masing wilayah, Bulog menyediakan 500 kilogram hingga 1 ton daging beku.
DARMA WIJAYA
VIDEO TERKAIT: