TEMPO.CO, Lumajang - "Kejadian itu mendadak banget," kata Wiggy Giovani, rekan pendaki Dania Agustina Rahman, 19 tahun, mahasiswi Fakultas Teknik Industri, Universitas Pasundan, Bandung. Dania, mahasiswi semester tiga ini menjadi korban tertimpa batu, di setengah jam terakhir perjalanan menuju puncak Mahameru.
Sepanjang pendakian pada trek terakhir menuju puncak Mahameru, Wiggy mengatakan memang sering ada runtuhan batu dari atas namun hanya kecil-kecil saja. "Awas batu-awas batu," begitu kata Wiggy menirukan seruan rekan-rekan pendaki ketiga mengingatkan pendaki lain ketika ada longsoran batu dari atas.
Wiggy mengatakan ada dua batu besar yang secara tiba-tiba menggelinding jatuh dari atas. Batu pertama bisa dihindari. Namun batu kedua mengenai Dania. "Kami sebenarnya dalam posisi siaga," kata Wiggy.
Keempat pendaki sebenarnya saling berdampingan ketika melakukan pendakian. "Almarhumah (Dania) berada di belakang saya waktu kejadian itu," katanya. Jarak waktu jatuhnya batu pertama dan kedua tidaklah lama. "Kejadiannya sangat mendadak," ujar Wiggy. Jatuhnya batu pertama menimbulkan debu sehingga mereka tidak bisa melihat batu kedua yang jatuh menggelinding.
Menurut Wiggy, Dania sempat beberapa kali mengatakan mau salat subuh di belakangnya. "Saya mau salat dibelakangmu, saya mau salat di belakangmu," kata Wiggy menirukan ucapan Dania. Namun belum sempat terlaksana, tiba-tiba dua batu besar jatuh. Batu besar kedua yang menimpa Dania.
Baca: Sebelum Tewas di Semeru, Dania Minta Temannya Salat Subuh
Simak juga: Orang Tua Mahasiswi Pendaki Semeru Histeris
Yang dia tahu kemudian, Dania dalam posisi terlentang. Dania yang mengalami luka di lengan kiri dan bagian kepala di belakang telinga, tidak mengucapkan sepatah katapun saat itu. "Hanya bibirnya yang bergerak-gerak," kata Wiggy.
Tak lama kemudian, Dania menghembuskan nafas terakhirnya. Dua orang kemudian turun ke bawah untuk mencari pertolongan ranger. Kebetulan sedang ada pencarian pendaki yang tersesat. Akhirnya, Dania dievakuasi ke Ranupane. Tidak ada firasat apapun yang menandai akhir riwayat Dania.
Wiggy berujar, sepanjang perjalanan pendakian, Dania selalu ceria. "Dia orangnya periang banget," kata Wiggy. Di Kampus, mereka juga seringa main bareng. Dania memang suka mendaki gunung. "Dia pernah naik Gunung Gede yang saya tahu, juga Gunung Pepandayan di Garut," ujarnya.
Dania tergolong aktif di mahasiswa jurusan di kampusnya. Rombongan korban ini hanya salah satu rombongan dari banyak rombongan pendaki yang merencanakan naik ke Puncak Mahameru dari Kalimati. "Banyak kelompok. Lebih dari sepuluh," katanya. Rata-rata bergerak naik pada pukul 24.00 WIB.
DAVID PRIYASIDHARTA