TEMPO.CO, Jakarta - Terduga teroris yang ditangkap di Solo, Jawa Tengah belum dapat dipastikan bagian dari jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meski saat penangkapan ditemukan bendera berlambang ISIS. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Suharsono mengatakan polisi masih mengusut jaringan kelompok terduga teroris Solo tersebut.
"Ini masih dalam pengembangan, mohon waktu agar teman-teman di lapangan dapat mengetahui secara pasti," kata Suharsono, Kamis, 13 Agustus 2015.
Rabu kemarin, Detasemen Khusus 88 Antiteror menggeledah sebuah rumah dan musala di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, Solo. Lalu polisi menyita sejumlah atribut yang diduga lambang ISIS, serta potongan baut, mur, dan pipa paralon.
Penggeledahan ini berawal dari penangkapan tiga orang terduga teroris di Surakarta beberapa jam sebelumnya. Ketiganya adalah Sugiyanto (35), Yuskarman (30), dan Ibad. Sugiyanto dan Yuskarman berprofesi sebagai pedagang keliling. Setelah menangkap ketiganya, polisi lantas menggeledah kediaman Sugiyanto di Kampung Losari, Kelurahan Semanggi. Saat ini, Densus 88 Antiteror memeriksa ketiganya.
Selain itu, polisi menggeledah pula sebuah kandang kambing, dan musala. "Sekarang tim masih bergerak untuk menindaklanjuti penangkapan itu, termasuk barang bukti yang ditemukan," ujar Suharsono.
Ketika Suharsono ditanya mengenai kaitan penangkapan ketiga terduga teroris ini dengan peristiwa penyerangan kepada polisi dan instansi pemerintahan beberapa hari hari sebelumnya, ia enggan menanggapi. "Kami tidak ingin berandai-andai. Kami hanya mendapat informasi awal dan tim langsung bergerak," katanya.
DEWI SUCI RAHAYU