TEMPO.CO, Bojonegoro -Kepolisian Resor Bojonegoro, Jawa Timur, menetapkan dua tersangka kerusuhan di area sumur minyak Blok Cepu, Kecamatan Gayam. Kedua tersangka kerusuhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Agustus 2015, itu adalah Rian, 19 tahun, karyawan swasta asal Desa Sonorejo, Padangan, serta Didit, karyawan swasta asal Desa Pulo Lor, Kota Jombang.
Polres Bojonegoro menduga keduanya berperan aktif merusak mobil dan fasilitas umum. ”Jumlah tersangka kemungkinan terus bertambah. Penyidik polisi masih memetakan barang bukti dan juga saksi-saksi di tempat kejadian perkara,” ujar juru bicara Polres Bojonegoro, Ajun Komisaris Nugroho Basuki, saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Agustus 2015.
Nugroho mengatakan tim penyidik menahan kedua tersangka di rumah tahanan Polres Bojonegoro. Dalam kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti, seperti batu dan bongkahan beton. Polisi juga tengah mempelajari rekaman kamera pengintai atau CCTV yang terpasang di sejumlah titik di area Engineering Procurement and Construction (EPC-1) proyek untuk jaringan dan fasiltas pendukung di sumur minyak Banyu Urip, Gayam.
Kerusuhan dan pencurian di area sumur minyak Blok Cepu di Kecamatan Gayam terjadi pada Sabtu, 1 Agustus 2015. Diduga pemicunya adalah penerapan jam kerja saat makan siang terhadap lebih dari 2.000 karyawan kontrak dan tetap PT Tripatra-Samsung di kawasan EPC-1 di Gayam. Akibat kejadian itu, sekitar 80 laptop berisi dokumen penting hilang. Enam mobil, dua di antaranya dibakar, serta fasilitas umum, pos pengamanan, dan perkantoran rusak. Dampak kerusuhan ini, proyek EPC-1 diliburkan.
Bukan hanya itu, gas suar alias flare stack di sumur B di Dusun Ledok, Desa Mojodelik, Gayam, dimatikan. Dampaknya, produksi minyak di Blok Cepu dari 85 ribu barel per hari terpaksa berhenti dan hanya berproduksi 30 ribu barel. Sumur dimatikan selama sekitar delapan jam, dari pukul 15.00, dan baru kembali dinyalakan pada Sabtu pukul 22.00.
Nugroho mengatakan, setelah menetapkan dua tersangka, polisi terus mengembangkan penyidikan. Tim penyidik memeriksa lebih dari 23 orang, terutama mereka yang mengetahui keadaan di lapangan saat kerusuhan. Tim yang dipimpin langsung Kepala Polres Bojonegoro Ajun Komisaris Besar Hendri Fuisher itu turun ke lapangan memantau kondisi pasca-kerusuhan.
Pada Kamis siang, digelar rapat koordinasi antar-pihak yang difasilitasi pemerintah Bojonegoro. Hadir dalam rapat, Pam-Obyek Vital dari Kepolisian Daerah Jawa Timur yang dipimpin Komisaris Besar Yoyok Subagiyono; ExxonMobil Cepu Limited, serta sub-kontraktor dari Tripatra-Samsung. Wakil Bupati Bojonegoro Setro Hartono mengatakan rapat tersebut membahas upaya mendorong percepatan proyek Blok Cepu.
SUJATMIKO