TEMPO.CO, Mataram - Hingga masa pendaftaran pemilihan kepala daerah tahap kedua ditutup pukul 16.00, Selasa, 11 Agustus 2015, tidak ada calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Mataram yang datang. Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Mataram M. Ainul Asikin pun menyatakan bahwa hanya ada pasangan calon tunggal Ahyar Abduh-Mohan Roliskana yang mendaftar. "Untuk selanjutnya menunggu keputusan pusat,” kata Ainul.
Pasangan Sastradinata-Junaidi yang mengaku diusung Dewan Pengurus Pusat Federasi Nasional Independen (FNI) sempat mendatangi kantor KPU Kota Mataram untuk mendaftarkan diri. Namun pasangan yang menamakan diri Paket Independen Bersatu tersebut ditolak oleh KPU.
Hingga sehari menjelang tenggat penutupan pendaftaran, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi tidak memastikan bakal mengusung calon. Saat dikonfirmasi wartawan, Zainul tidak memberikan jawaban jelas. "Belum, belum. Lihat saja nanti,” ujarnya.
Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Nusa Tenggara Barat Rahmat Hidayat juga bersikap serupa. Ia bahkan sempat berjanji akan mengajukan calon. "Kami akan mendaftar, tapi masih konsolidasi,” tuturnya.
Adapun Ketua Partai Gerindra Nusa Tenggara Barat Wilgo Zainar sewaktu membalas pesan pendek memberikan konfirmasi bahwa belum dilakukan pembahasan tentang rencana mendaftarkan pasangan calon. "Ini adalah bagian dari hak dan daulat partai pengusung yang tidak dapat diintervensi, apalagi diintimidasi,” ucap Wilgo.
Partai Demokrat, PDI Perjuangan, dan Partai Gerindra sempat berkoalisi bakal mengusung pasangan Rosiady Husaini Sayuti-M.N.S. Kasdiono. Namun rencana tersebut tak ada titik temu. Rosiady sendiri sewaktu ditanya wartawan hanya berujar, "Menunggu partai yang mendaftarkan."
Karena tanpa pesaing, Ahyar Abduh dan Mohan Roliskana (AMAN) akhirnya ditetapkan sebagai calon tunggal. Keduanya merupakan kader Partai Golkar yang didukung Partai Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Keadilan dan Kesatuan Indonesia, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang, dan Partai Persatuan Pembangunan versi Romahurmuziy.
SUPRIYANTHO KHAFID