TEMPO.CO, Surabaya - Suasana di kantor KPU Kota Surabaya semarak di hari terakhir perpanjangan pendaftaran pemilihan kepala daerah serentak pada hari ini, Selasa, 11 Agustus 2015.
Keramaian terjadi di tengah penantian atas kedatangan pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya penantang inkumben Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana yang terdaftar sebagai pasangan calon tunggal.
Mereka yang datang ke kantor itu di antaranya ratusan warga Surabaya yang tergabung dalam Forum Warga Peduli Pilkada. Mereka yang terdiri atas kelompok ibu-ibu PKK, majelis taklim, serta pengurus RT/RW dari beberapa wilayah. Mereka menolak penundaan pilkada hingga 2017 kalau hanya ada calon tunggal.
Pengunjuk rasa membawa sepasang sapi, simbol nama kelompok yakni Koalisi Sapi, yang akan "didaftarkan" menjadi calon wali kota dan wakil wali kota."Sapi saja berani daftar. Masa elite partai politik dengan segudang resource-nya tidak berani mendaftar atau bertarung," kata Afrizaldy, koordinator aksi.
Perwakilan massa menerobos masuk ke dalam kantor KPU lalu menyerahkan dua kotak obat kuat (Viagra) kepada para komisioner. "Kami hanya ingin memberikan Viagra ini supaya KPU lebih kuat," kata Suwarti. Menurut dia, ibu-ibu PKK se-Surabaya sangat menyesalkan apabila nantinya pilkada Surabaya harus ditunda hingga 2017 seperti yang diinginkan Koalisi Majapahit yang terdiri atas enam partai. Ia meminta pilkada tetap diselenggarakan meskipun hanya ada satu pasangan calon.
Komisioner Pemilihan Umum menerima obat kuat merek King Cobra dan Africa Black Ant itu. Massa ini akhirnya bubar. Tak lama kemudian, Komisioner Bidang Pemutakhiran Data Nurul Amaliyah membuka dua bungkus Viagra. Sontak awak KPU terkejut karena ternyata bungkus obat kosong alias tak ada isinya.
MOHAMMAD SYARRAFAH | KANZA TAMARINDORA