TEMPO.CO, Makassar - Ikram Ardiansyah, 17 tahun, penjambret salah seorang guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Prof Rosmania Hamid (60), babak belur dihajar massa di Jalan Abdul Kadir, Kecamatan Tamalate, Makassar, Senin, 10 Agustus, sekitar pukul 17.30 Wita. Sepeda motor pelaku dibakar oleh warga yang kesal dengan perbuatan pria yang berprofesi sebagai buruh harian itu. Bahkan, Ikram sempat "disandera" warga.
Kejadian itu bermula saat Rosmania tengah dibonceng oleh keponakannya dari arah Rumah Sakit Haji, Jalan Daeng Ngeppe, dan berbelok ke kanan ke Jalan Abdul Kadir. Tanpa disadarinya, pelaku telah membuntuti mereka. Tepat di depan SPBU di Jalan Abdul Kadir, pelaku langsung menarik tas korban. Sontak, korban dan keponakannya langsung berteriak meminta pertolongan. Imran pun dikejar oleh warga.
Tepat di depan Kompleks Perumahanan BTN Hartaco Indah, Imran berhasil tertangkap setelah sebelumnya terjatuh karena panik diburu oleh massa. Tak ayal, pemuda yang beralamat di Jalan Haya Daeng Koyo, Kecamatan Panakkukang, itu jadi bulan-bulanan warga. "Tersangka sempat dihakimi warga setempat dan sepeda motornya dibakar," kata juru bicara Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar, Selasa, 11 Agustus.
Husnaeni mengatakan pihaknya sempat mengalami kesulitan untuk mengevakuasi pelaku dari kerumunan warga. Mulanya, anggota Unit Reskrim Kepolisian Sektor (Polsek) Tamalate turun ke lokasi. Karena banyaknya massa, aparat kepolisian setempat pun meminta bantuan ke anggota reserse mobile dan anggota patroli bermotor Polrestabes Makassar.
"Tersangka dibawa oleh anggota patroli bermotor Polrestabes Makassar dengan dibonceng menggunakan sepeda motor. Tersangka mulanya tidak bisa dievakuasi karena banyaknya massa, sehingga anggota Polsek Tamalate meminta bantuan ke Polrestabes Makassar," ucap dia.
Imran lantas dijebloskan ke sel Markas Polsek Tamalate sembari menjalani pemeriksaan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sepeda motor miliknya beserta dan tas korban yang berisi buku-buku dijadikan barang bukti atas kejahatannya.
TRI YARI KURNIAWAN