Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Unik, Pakai Egrang Tukang Parkir ini Berjalan 1.104 Km  

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Yudi Karyono melangkahkan egrangnya menuju Jakarta di Yogyakarta, 10 Juni 2015. Perjalanan menggunakan egrang ini ia lakukan sebagai kampanye mengenalkan egrang sebagai sarana olahraga tradisional asli Indonesia. TEMPO/Pius Erlangga
Yudi Karyono melangkahkan egrangnya menuju Jakarta di Yogyakarta, 10 Juni 2015. Perjalanan menggunakan egrang ini ia lakukan sebagai kampanye mengenalkan egrang sebagai sarana olahraga tradisional asli Indonesia. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO , Yogyakarta  -  Laki-laki paruh baya, Yudi Karyono, dengan semangat berjalan dengan egrang memasuki halaman Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta di Kepatihan, Senin, 10 Agustus 2015. Dia ingin bertemu dengan Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X. Kepada Raja Jawa itu, pria 52 tahun ini menyampaikan jerih payahnya: memperkenalkan egrang kepada masyarakat.

Dalam mewujudkan misinya itu, Yudi berjalan di atas egrang dari Yogyakarta ke Jakarta dan kembali lagi ke Yogyakarta selama 51 hari. Yudi berangkat pada 10 Juni dan kembali ke Yogyakarta pada 4 Agustus 2015.  “Saya menemui Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) untuk menyampaikan misi saya,” kata Yudi.

Menurut Yudi, saat itu Presiden Jokowi tidak memberikan jawaban atas keinginannya agar pemerintah mendukung memasyarakatkan egrang. "Hanya dicatat. Tapi saya sudah membuktikan kepada Pak Jokowi, kalau egrang yang saya pakai kuat dan saya mampu,” kata Yudi.

Egrang yang digunakannya berupa dua batang tongkat besi dengan tinggi sekitar dua meter dengan berat 7,5 kilogram. Jarak pijakan kaki ke tanah 50 sentimeter. Supaya membuat nyaman, pijakannya dipasangi sandal karet tebal.

Selama perjalanan, dia membawa tas ransel berisi perbekalan seberat 20 kilogram. Selain menuju ke Jakarta dengan menaiki egrang, Yudi memilih jalur pantai utara ketimbang selatan. “Jalur selatan sepi, sedangkan utara ramai. Jadi orang banyak yang tahu egrang,” kata Yudi yang tinggal di Panembahan, Kecamatan Keraton. Jarak tempuh Yogyakarta-Jakarta melalui pantua sekitar 552 kilometer. Sehingga Yudi selama 51 hari berjalan dengan agrang sejauh 1.104 kilometer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat menuju ke Kepatihan, Yudi diiringi teman-temannya yang membawa spanduk warna merah bertuliskan “Raja Egrang Pulang dari Jakarta Membawa Misi untuk Jogja. Jogja Kritis Indonesia Menangis”. Yudi yang mengklaim sebagai Raja Egrang.

Ia mengenakan pakaian serba batik dengan blangkon warna merah. Pada dadanya diselempangkan kain bermotif Parangtuding yang warnanya serasi dengan pakaiannya: cokelat dengan warna dasar kain putih. Di dalam buntalan kain itu, Yudi mengeluarkan berkas yang disebutnya dengan proposal.

Satu berkas diberikan kepada Sultan, satu berkas lagi untuk Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. “Saya minta agar titik nol Yogyakarta tidak digunakan untuk demonstrasi,” kata Yudi yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di jasa pengiriman barang di Mantrigawen, Yogyakarta. Alasannya adalah untuk menjaga kewibawaan keraton.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

10 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

15 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

15 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

16 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

17 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

21 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

23 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

28 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

31 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.