TEMPO.CO, Bogor - Aksi mogok para pedagang daging sapi di semua pasar tradisional di Kota dan Kabupaten Bogor berdampak pada aktivitas di rumah pemotongan hewan (RPH). RPH menghentikan kegiatan pemotongan hewan.
"Untuk empat hari ke depan, kami memutuskan libur dan tidak ada kegiatan pemotongan hewan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah RPH Kota Bogor R.B. Arief Mukti W. saat dihubungi melalui telepon, Ahad malam, 9 Agustus 2015.
Menurut Arief, sebagian besar hewan yang dipotong di RPH ini untuk kebutuhan suplai pedagang di Kota dan Kabupaten Bogor. "Karena tidak ada yang jualan, ya kami libur."
Arief menjelaskan, RPH Kota Bogor dalam setiap hari bisa memotong 50-100 ekor sapi. "Tapi, jika permintaan melonjak, seperti menjelang Lebaran, kami bisa memotong 500 ekor sapi per hari," ucapnya.
Menurut dia, 70 persen sapi yang dipotong di RPH Kota Bogor merupakan impor asal Australia. Sedangkan 30 persen sisanya adalah sapi lokal asal Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bima.
"Selain sapi, kami menerima jasa potong untuk hewan lain, seperti kerbau, kambing, bahkan ayam," ujar Arief.
UPT RPH Kota Bogor memiliki fasilitas tiga alat perangkap sapi, alat bius, dan sembilan tempat pemrosesan sapi setelah disembelih. "Semua petugas potong memiliki sertifikat, dan semua sapi yang dipotong dijamin akan kehalalannya," tutur Arief.
M. SIDIK PERMANA