TEMPO.CO, Pandeglang – Ribuan warga dan simpatisan Mathla'ul Anwar berkumpul di Alun-alun Kabupaten Pandeglang, Banten, untuk menghadiri puncak peringatan satu abad organisasi kemasyarakatan Islam tersebut, Sabtu, 8 Agustus 2015. Presiden Joko Widodo yang datang bersama beberapa menteri mendapat hadiah serban Sabakinkin dari Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar Kiai Ahmad Sadeli Karim.
Sabakinkin merupakan nama lain dari Sultan Maulana Hasanudin, pendiri Kesultanan Banten. "Tadi waktu saya masuk ke sini, Pak Kiai memberikan saya sorban khusus. Sambil membisikkan kepada saya, Pak Presiden, ini batik asli Banten," ujar Presiden Jokowi, dalam sambutannya.
Jokowi mengucapkan terima kasih atas peran aktif Mathla'ul Anwar dalam mencerdaskan dan memberdayakan umat. “Saya ucapkan terima kasih kepada sesepuh, alim ulama, kiai, dan keluarga besar Mathla'ul Anwar dalam peran aktifnya mencerdaskan umat di seluruh Tanah Air," katanya.
Menurut Presiden, anggota Mathla’ul Anwar ada yang berasal dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Sehingga, ujar dia, kalau basis NU di Jawa Timur dan Muhammadiyah di Yogyakarta, maka basis Mathla’ul Anwar ada di Banten.
Mathla'ul Anwar didirikan pada 10 Juli 1916 oleh KH Mohammad Yasin, KH Tubagus Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman di daerah Menes, Kabupaten Pandeglang.
Mathla'ul Anwar didirikan empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah pada 18 November 1912 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan dan sepuluh tahun lebih awal dibanding NU. “Selama ini yang dikenal masyarakat hanya NU dan Muhammadiyah. Karena itu, peringatan seratus tahun ini kami jadikan momentum kebangkitan Mathla’ul Anwar,” ujar Sadeli Karim.
WASI’UL ULUM