TEMPO.CO, Makassar - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin baru saja menyerahkan jabatannya kepada pejabat yang baru, Haedar Nashir. Serah terima jabatan disaksikan dua ribu lebih peserta Muktamar Muhamammadiyah ke-47 dalam rapat pleno lanjutan di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat pagi.
Dalam pidatonya, Din Syamsuddin menyatakan mendukung penuh Haedar sebagai suksesornya. Setelah sepuluh tahun memimpin, Din memang tak dapat dicalonkan kembali. Dia pun berharap berbagai prestasi positif selama ini dilanjutkan oleh para pimpinan PP yang baru.
Pada kesempatan yang sama, Din juga menyatakan dukungan kepada Sitti Noordjannah Djohantini. Istri Haedar Nashir itu terpilih menjadi Ketua Umum PP Aisyiyah, organisasi otonom wanita Muhammadiyah untuk periode kedua. Keduanya diharapkan saling bahu membahu dalam memimpin pergerakan Muhammadiyah untuk pencerahan umat Islam.
Terpilihnya Haedar Nashir dan Sitti Noordjannah Djohantini pada saat bersamaan mengulangi sejarah pada masa awal berdirinya Muhammadiyah. Setelah didirikan oleh Ahmad Dahlan pada 1912, beberapa tahun berikutnya istri Dahlan, Hj Siti Walidah, mendirikan Aisyiyah. Nyai Dahlan, panggilan Walidah, bersama suaminya bersama-sama aktif dalam kegiatan keagamaan serta pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia.
Din Syamsuddin menyatakan terpilihnya pasangan suami-istri, Haedar dan Noordjannah, menjadi pimpinan di Muhammadiyah tidak akan dipermasalahkan. Hal itu tidak dilarang dan dianggap bukan sebagai halangan. Menurut Din, keduanya berhak mengemban amanah karena mendapatkan dukungan dari warga Muhammadiyah. “Ini adalah kehendak muktamar. Pilihan muktamirin dan muktamirat. Kami semua akan mendukung,” kata dia.
Adapun Haedar dan Noordjannah terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah serta PP Aisyiyah pada Kamis malam. Masing-masing dipilih oleh 13 formatur baru yang diperoleh dari pemungutan suara Rabu lalu. Keduanya akan menjabat hingga lima tahun ke depan.
Di hadapan wartawan, Haedar menyatakan siap memimpin pergerakan Muhammadiyah menuju lebih baik. Dia juga akan melanjutkan berbagai pencapaian di bawah kepemimpinan Din Syamsuddin sepuluh tahun terakhir. Adapun mengenai hubungannya dengan ketua Aisyiyah terpilih, dia juga tidak mempermasalahkan. “Tidak akan ada konspirasi keluarga.”
AAN PRANATA