Diden mengatakan, guna mengantisipasi imbas kekeringan meluas, pemerintah Jawa Barat sudah meminta hujan buatan. Selain itu, semua daerah diminta mendata sawah-sawah yang masih memungkinkan dikirimi pompa. “Sekarang diminta datanya ke daerah yang masih bisa diselamatkan, anggarannya dari Kementerian Pertanian sudah disiapkan,” katanya.
Diden menambahkan, pengiriman pompa saat ini belum tentu efektif mengingat mayoritas sungai sudah mulai mengering. “Sekalipun pompa ada, tapi tidak semuanya bisa memanfaatkan air permukaan karena sungai sudah kering. Sehingga harus dibikin sumur dangkal dulu,” ujarnya.
Diden mengatakan, dalam jangka panjang, pemerintah sudah memutuskan untuk memperbaiki saluran irigasi primer dan sekunder yang mendangkal. “Terutama yang pendangkalan itu harus dikeruk, di Jatiluhur, misalnya, irigasinya banyak mengalami pendangkalan,” ucapnya.
Pada masa tanam mendatang, pemerintah akan mengupayakan perluasan penggunaan bibit padi yang lebih irit air. Diden mencontohkan jenis bibit padi Sri yang tidak memerlukan air menggenang. “Kalau menanam padi dengan menggenanginya, kebutuhan air lebih tinggi. Kalau Sri cukup membuat saluran di pinggir saja, tidak perlu digenangi,” ujarnya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Bandung, Muhamad Iid Mujtahiddin, mengatakan data terbaru menunjukkan musim pengaruh fenomena El Nino atau penyimpangan gejala iklim diperkirakan moderat hingga kuat. “Sehingga berimbas berlangsungnya musim kemarau panjang di Jawa Barat,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 6 Agustus 2015. Iid menambahkan, BMKG memperkirakan awal musim hujan diperkirakan mundur hingga akhir tahun ini.
Sebelumnya, pakar cuaca dari Institut Teknologi Bandung, Armi Susandi, mengatakan dampak El Nino atau gejala penyimpangan iklim terkait dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tidak tergolong kuat. “El Nino sekarang tergolong moderat, tidak kuat, hanya rata-rata normal,” tuturnya. Dia memperkirakan musim kemarau di Indonesia yang dipengaruhi El Nino baru berakhir pada November atau awal Desember 2015.
AHMAD FIKRI