TEMPO.CO, Makassar - Ketua Pengurus Pusat Muhamamdiyah Haedar Nashir terpilih kembali menjadi salah satu dari 13 formatur PP periode 2015-2020. Dalam pemilihan yang diikuti dua ribu lebih peserta Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, dia menempati urutan teratas peraih suara terbanyak. Kini dia menjadi calon terkuat untuk menjabat ketua umum.
Dalam tradisi Muhammadiyah, ketua umum ditentukan dari musyawarah 13 formatur terpilih. Mereka boleh memilih salah satu di antara mereka, atau menunjuk orang luar jika tidak ada yang bersedia. Pemilik suara terbanyak akan diutamakan pendapatnya, apakah bersedia atau tidak.
Kepada wartawan, Haedar Nashir masih malu-malu menyatakan keinginannya menjadi ketua umum. Demikian juga saat ditanyai apakah bersedia menyatakan kesiapannya menjadi suksesor Din Syamsuddin. "Biarlah anggota PP yang menawarkan. Bukan wartawan," kata Haedar seraya tertawa di kampus Universitas Muhammadiyah, Kamis, 6 Agustus 2015.
Haedar menyatakan akan mengikuti proses pemilihan ketua umum sesuai dengan ketentuan. Menurutnya, sejauh ini proses pemilihan berjalan dengan sangat baik. Dari awal hingga akhirnya penentuan 13 formatur, sistemnya disebut sangat mapan. "Sehingga berujung pada hasil yang baik juga," ujarnya.
Pemilihan ketua umum akan digelar secara tertutup pada Kamis malam ini. Pemilihan didahului dengan penetapan anggota tetap PP periode yang baru. Adapun serah terima dijadwalkan Jumat besok, setelah ketua umum yang ditunjuk oleh formatur dibawa dan disetujui oleh peserta sidang muktamar.
Menurut Haedar, secara tradisi Muhammadiyah selalu mengedepankan asas kolektif kolegial dalam bermusyawarah. Formatur terpilih disebut telah siap mengemban amanah dengan baik, untuk memilih ketua umum yang dianggap mewakili keinginan umat Muhammadiyah. "Ketika calon ditetapkan dari 82 menjadi 39, lalu sekarang 13 orang terpilih, semuanya sudah siap untuk menjalankan tugas di PP. Pada dasarnya semua siap."
AAN PRANATA