TEMPO.CO, Surabaya - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyatakan akan membahas rencana perubahan struktur hasil Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, dalam kongres tahun depan. Perubahan yang dimaksud adalah yang ingin menetapkan PMII kembali sebagai Badan Otonom ormas massa Islam terbesar di Indonesia itu.
"Karena forum tertinggi kami adalah kongres maka kami akan membawanya ke kongres karena ini perlu diputuskan bersama," kata Ketua Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Timur Muhammad Zunaidi ketika dihubungi Tempo, Rabu 5 Agustus 2015.
Baca Juga:
Muhammad Zunaidi menjelaskan bahwa sampai saat ini PMII menolak untuk dikembalikan sebagai Badan Otonom NU. Zunaidi beralasan bahwa PMII harus menjadi sebuah organisasi yang independen sehingga tidak tergabung dengan organisasi manapun.
"Ini sesuai dengan keputusan pada 1972 di Malang yang kemudian dikatakan kembali pada 1991 dimana saat itu diputuskan PMII memiliki hubungan dengan NU tapi bersifat interpendensia," ujar dia.
Sepanjang belum ada perubahan keputusan via kongres itu, Zunaidi tidak melarang jika ada kader-kader PMII berunjuk rasa menolak rekomendasi di arena Muktamar NU di Jombang. Tapi dia tetap mengingatkan agar Unjuk rasa tetap mengedepankan nilai kepatutan dan sesuai norma yang berlaku.
"Ini masih dalam suasana Muktamar NU dan harus tetap menghormati para kiai NU yang hadir," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Pimpinan Cabang PMII Surabaya Ali Syaifuddin mengatakan menolak menjadi Badan Otonom Nahshatul Ulama. "Kami ingin tetap istiqomah untuk independen," kata Ali.
Adapun Ketua Umum PB PMII Aminudin Makruf lagnsung memohon pada para alumni dan para senior yang jadi muktamirin untuk membantu memasukkan interdependensi dalam AD/ART NU. "Bukan malah dijadikan banom karena kami mahasiswa yang memilki sejarah panjang,” kata Ketua Umum PB PMII Aminudi.
EDWIN FAJERIAL