TEMPO.CO, Malang - Leher Wiwik Halimah, 48 tahun, yang dibunuh suaminya, Abdullah Lutfianto, 54 tahun, nyaris putus. Peristiwa pembunuhan sadis tersebut terjadi pada Selasa dinihari kemarin. Kepala Satuan Reserse Kriminal Ajun Komisaris Wahyu Hidayat mengatakan, selain luka-luka yang mengerikan, tubuh yang berlumuran darah, sebagian tubuh kedua korban juga gosong bekas terbakar.
“Berdasar hasil identifikasi, kondisi jasad Wiwik yang paling memprihatinkan. Selain lehernya nyaris terputus, sebagian wajahnya terbakar hingga nyaris tak dikenali jika dilihat dari sisi sebelah kiri. Di sisi kiri mulut kami duga ada bekas sayatan cutter,” kata Wahyu.
Selain Wiwik, Abdullah juga membunuh anak bungsunya, Putri Sari Devi, pelajar kelas 10 IPS SMP Negeri 1 Tumpang. Menurut Wahyu, kondisi Putri tidak seburuk kondisi yang sang ibu. Di pipi Putri terdapat bekas sayatan pisau cutter dan rambutnya terbakar. Polisi juga menemukan lukas bekas bacokan di dada, leher, dan jari. Bahkan, dua jari Putri putus dan diduga remaja berusia 16 tahun itu sempat melawan.
Polisi menduga, bekas sayatan di mulut Wiwik dan pipi Putri sebagai gambaran kecerewetan kedua korban yang membuat Abdullah murka dan kalap. Polisi menyita sebilah parang panjang dan sebilah parang pendek, sprei, kasur, gagang cangkul, cutter, jiriken, botol bekas berisi bensin, serta sisa pakaian korban. Seluruh barang bukti semula tercecer di ruang tengah, dan lokasinya tak jauh dari tubuh korban.
Beberapa saksi mengatakan, Wiwik bertengkar dengan suaminya sebelum dibunuh, Selasa lalu. Abdullah sempat menjadi imam salat magrib di masjid dekat rumahnya.
Diduga pertengkaran itu terjadi karena masalah berat ekonomi keluarga. Fauzi, tetangga mereka, mengatakan Abdullah dan Wiwik sering bertengkar sampai Wiwik mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Abdullah tidak lagi punya pekerjaan sejak berhenti jadi kuli bangunan.
Kebutuhan hidup sehari-hari ditutupi dengan uang hasil penjualan di toko kelontong dan Wiwik-lah yang paling berperan menafkahi keluarga. Wiwik berjualan juga rujak di depan rumah dan sering meminjam uang ke tetangga karena ketiadaan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan sekolah Putri.
Setelah membunuh anak dan istrinya, Abdullah sempat berusaha menghabisi nyawanya dengan membakar diri. Namun, Abdullah bisa diselamatkan. Kini pria asal RT 02/RW 01 Dusun Petangguhan, Desa Argosari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu berada di Rumah Sakit Umum Daerah dr Sjaiful Anwar di Kota Malang.
ABDI PURMONO