TEMPO.CO, Surabaya - Calon Wali Kota Surabaya inkumben, Tri Rismaharini, mengaku dari dulu memegang prinsip tidak berambisi mengejar jabatan, termasuk wali kota. Sehingga, kata Risma, bila pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Surabaya akhirnya ditunda pada 2017 karena hanya ada calon tunggal, dia belum tentu mencalonkan diri.
“Saya tidak boleh kepengen. Jadi aku tidak kepengen mencalonkan diri bila pilkada diundur 2017,” kata Risma kepada wartawan di ruang kerjanya, lantai dua Balai Kota Surabaya, Rabu, 5 Agustus 2015.
Risma berujar telah mengerem keinginannya untuk mengejar jabatan. Sebab bila di hatinya timbul keinginan, kata dia, bisa-bisa menggunakan segala cara untuk mencapai ambisinya tersebut. “Kalau nanti aku (ada rasa) kepengen, pasti ngawur (caranya),” ujarnya.
Menurut Risma, apa yang terjadi pada 2017 ia serahkan pada Tuhan. Risma mengaku telah pasrah segala sesuatunya ke Yang Maha Kuasa, termasuk mencalonkan diri atau tidak. “Kalau (misalnya) saya nanti mencalonkan lagi, itu yang mengatur Gusti Allah,” kata dia.
Risma menambahkan, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada 2017. Bisa saja pada tahun-tahun itu dia sedang ke Amerika atau di Belanda untuk mewujudkan rencananya. “Tapi aku tidak tahu mau ke mana,” katanya. (Lihat Video Mantan Koruptor Percaya Diri Ikut Pilkada)
Baca Juga:
Risma pun tak mempermasalahkan bila pilkada Surabaya ditunda pada 2017. Sebagai calon inkumben dia siap melaksanakan keputusan pemerintah. “Mungkin (penundaan) ini kehendak Tuhan. Terus mau apa,” kata Risma.
Risma juga tak kecewa seandainya pilkada benar-benar diundur lantaran hanya dia dan pasangannya, Whisnu Sakti Buana, yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Surabaya. Ia menuturkan santai saja menghadapi situasi politik ini. “Aku tidak kecewa, wong guyune sik amba ngene kok (orang ketawanya masih lebar gini kok),” kata Risma sambil tertawa lepas.
MOHAMMAD SYARRAFAH