TEMPO.CO, Semarang - Pembangunan jalur rel kereta ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, kembali molor. Semula, proyek tersebut ditargetkan kelar dan bisa dimanfaatkan oleh Pelabuhan Tanjung Emas pada 2014. Namun PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 4 masih terkendala pembebasan lahan. “Kami masih koordinasi untuk pembebasan lahan,” kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia Daop 4 Semarang, Suprapto, Selasa, 4 Agustus 2015.
Menurut Suprapto, yang dihadapi PT Kereta Api saat ini adalah 130 keluarga yang menempati rencana lahan jalur kereta api itu. “Yang punya sertifikat itu aneh. Tanah milik negara, yang diamanatkan untuk PT KAI,” ujar Suprapto.
Jalur kereta yang menghubungkan pelabuhan tersebut sepanjang 2,7 kilometer dan lebar 6 meter. Apabila proyek ini terealisasi, pelabuhan yang terkoneksi dengan kereta api bertambah banyak. Saat ini angkutan peti kemas dari industri yang langsung ke pelabuhan melalui angkutan kereta api baru Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Tanjung Perak, Surabaya. “Sedangkan Semarang hanya untuk lewat, tanpa bisa mengirim ke pelabuhan,” tuturnya.
General Manager Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Erry Akbar Panggabean menambahkan, angkutan barang antarpelabuhan dengan memakai jasa kereta api semakin mendesak. Banyak manfaat yang dapat diraih dari infrastruktur ini. "Mudah-mudahan akhir tahun bisa terlaksana,” dia berharap.
Menurut Erry, akses rel kereta itu dinilai membantu Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Dengan demikian, target pelayanan bongkar-muat peti kemas dinaikkan menjadi 1 juta teus dari sebelumnya 640 ribu teus.
EDI FAISOL