Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemarau, PDAM Gunungkidul Minta Pelanggan Naikkan Konsumsi  

image-gnews
Warga memanggul air dari kolam yang tersisa di Kampung Korehkotok, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 29 Juli 2015. Kekeringan mulai meluas di Kabupaten Bandung Barat. TEMPO/Prima Mulia
Warga memanggul air dari kolam yang tersisa di Kampung Korehkotok, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 29 Juli 2015. Kekeringan mulai meluas di Kabupaten Bandung Barat. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Gunungkidul - Memasuki masa puncak musim kemarau pada Agustus ini Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gunungkidul justru meminta pelanggannya untuk meningkatkan konsumsi air  agar perusahaan tidak merugi arena ongkos operasional yang terlampau tinggi. “Karena tarif belum ada perubahan, kami mendorong konsumsi bisa lebih tinggi saat kemarau seperti sekarang,” kata Direktur Utama PDAM Gunungkidul Isnawan Fibriyanto kepada Tempo, Senin, 3 Agustus 2015.

Selama ini PDAM Gunungkidul melakukan pengambilan air di tiga sumber air utama selama 24 jam. Adapun tarif layanan saat ini belum mengalami kenaikan yakni dari yang termurah Rp 2.700, Rp 3.200, dan Rp 4.200 per meter kubiknya.

Pada saat kemarau, penggunaan air PDAM sekitar 10 meter kubik per bulan dengan tarif Rp 3.200 per meter kubik. Adapun ongkos operasional PDAM baru impas manakala pelanggan menggunakan layanan minimal 30 meter kubik dengan biaya Rp 4.200. Padahal ongkos operasional pada saat kemarau lebih tinggi, karena membutuhkan listrik yang lebih banyak. “Karena permukaan air tanah di tiga sumber mulai turun, ” ujar Isnawan.

Masalahnya, pada saat  kemarau pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara justru menurun. Sehingga pelayanan PDAM yang seharusnya bisa 24 jam, hanya bisa selama 10-20 jam saja.

Hingga awal bulan ini, permukaan air tanah di sumber-sumber air PDAM terpantau menurun 15-20 persen meskipun belum mempengaruhi debit secara signifikan.   Isnawan mengatakan untuk pengambilan sumber air di Pantai Baron masih bisa terangkat hingga 150 liter per detik, sedangkan dari Gua Seropan sumber air masih terangkat hingga 160 liter per detik, adapaun dari sumber air di Bribin masih menyumbang 80 liter per detik. “Debit air belum terpengaruh turunnya permukaan air tanah,” ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Camat Tepus Sukamto yang daerahnya termasuk mengalami kekeringan terparah mengatakan penyaluran bantuan air akan ditangani dua pihak yakni kecamatan dan Dinas Sosial. "Dropping air ini gratis bagi warga, namun hanya untuk kebutuhan rumah tangga, bukan untuk pertanian," ujarnya.

Penyaluran bantuan dilakukan berdasarkan usulan dari masing-masing desa dan kesiapan armada. Untuk desa yang masih bisa memanfaatkan sumber air seperti telaga yang belum kering maka jatah airnya akan dialihkan pada daerah lainnya.

Berdasarkan rekapitulasi data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Juli 2015 lalu menunjukkan, jumlah total kecamatan yang terdampak kekeringan terparah ada di Gunungkidul mencapai 14 kecamatan. Kemudian disusul Kabupaten Bantul sebanyak 8 kecamatan, Kulonprogo 4 kecamatan, dan Sleman 3 kecamatan.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

3 hari lalu

Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya (ke-3 dari kanan) meninjau Pantai Melasti di Badung, Bali, yang terpilih sebagai salah satu lokasi World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar pada 18-24 Mei 2024. (ANTARA/Ho- Pemprov Bali)
Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.


Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

9 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.


Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

13 hari lalu

Ilustrasi BMKG
Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.


Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

15 hari lalu

Foto aerial sejumlah petani memanen tanaman padi yang rusak setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Desa Cangkring B Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

26 hari lalu

Pulau Tenerife, Canary, Spanyol. Unsplash.com/Bastoan Pudill
Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,


Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

28 hari lalu

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia. Foto: Canva
Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.


Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

49 hari lalu

Papan reklame digital menunjukkan suhu 115 derajat Fahrenheit atau sekitar 46 derajat Celcius, di pusat kota Phoenix, Arizona, AS, 17 Juli 2023. Panas ekstrem yang menghanguskan Phoenix mencetak rekor pada 18 Juli 2023, hari ke-19 berturut-turut dengan suhu mencapai setidaknya 110 derajat Fahrenheit (43 Celsius) di musim panas yang menyengat di sebagian besar dunia. Rob Schumacher/USA Today Network via REUTERS
Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.