Gus Mus meminta para peserta melepas semua kepentingan yang dibawa dalam arena muktamar ini. NU jauh lebih besar dari persoalan tetek bengek yang selama ini diributkan peserta. "Lepaskanlah, kalau perlu saya akan mencium kaki-kaki kalian untuk menunjukkan sikap tawadu yang diajarkan Kyai Hasyim, " katanya.
Sebagai Rais Aam yang sebentar lagi akan berakhir, Gus Mus menandaskan lagi sikapnya. "Selama saya masih menjabat dan sebentar lagi berakhir, saya minta tolong kepada Anda semua agar tidak memalukan. Kalau perlu saya mencium kaki Anda agar Anda semua bisa menunjukkan akhlaq Rasulullah," ujar Gus Mus. (Baca: Penyusup Parpol, Gus Solah: Ini Muktamar NU atau PKB?)
Dengan lantang Gus Mus juga menyatakan bertanggung ojawab penuh atas semua kekisruhan yang terjadi. Sebagai Rais Aam, Gus Mus merasa sebagai orang yang patut disalahkan atas kekacauan ini. "Saya meminta maaf kepada seluruh peserta muktamar, khususnya kepada orang-orang tua. Maafkanlah saya, saya yang paling bertanggungjawab, " katanya.
Gus Mus lalu memimpin muktamirin membaca surat Al Fatihah ditujukan kepada para pendahulu NU. Usai membaca Al Fatihah, Gus Mus membimbing muktamirin menyampaikan kesepakatan para kyai sepuh untuk menyelesaikan konflik tata cara pemilihan ketua umum lewat Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa). (Baca: Polemik Ahwa Nahdlatul Ulama, Gus Mus Turun Tangan)
"Kesepakatan kami bahwa jika ada sesuatu yang tidak bisa disepakati dalam forum maka akan dilakukan pemilihan hanya oleh rois syuriah. Ini kami lakukan karena kyai-kyai akan memilih imam mereka," ujar Gus Mus.
Tak ada interupsi protes selama Gus Mus bicara. Begitu Gus Mus selesai pidato, ia langsung meninggalkan panggung. Sidang yang semula diinterupsi untuk mendengar pidato Gus Mus, dikembalikan ke Slamet Effendi Yusuf. Ribut debat pasal tata tertib yang semula terjadi berakhir damai oleh muktamirin dan lagu Sholawat Nabi.
Sikap ini menuai pujian sekaligus kekaguman para peserta muktamar. Sosok Gus Mus dianggap sebagai pemimpin sejati yang berani mengambil tanggung jawab dan tak menyalahkan orang lain. Karena itu tak ada satupun peserta yang menyatakan menolak ataupun sekedar berkomentar atas keputusan membatalkan Ahwa yang diambil Gus Mus. "Kalau Gus Mus sudah bicara tak ada yang berani membantah, " kata salah seorang muktamirin.
HARI TRI WASONO
Berita Menarik:
Soal UPS, Ahok: Saya Akan Tunjukkan Kebodohan Anggota Dewan
Pesaing Risma Mundur, Pilkada Surabaya Diundur 2017
Kisah Mantan Kekasih Luna Maya Ditangkap karena Narkoba