TEMPO.CO, Makassar - Muktamar Muhammadiyah Ke-47 bakal bersih dari intervensi partai politik dan bebas dari isu black campaign terhadap kandidat tertentu. Penegasan ini disampaikan salah seorang panitia Muktamar Muhammadiyah Ke-47, Saleh Partonan Daulay.
"Kalaupun ada yang coba-coba, biasanya tidak akan didengar. Apalagi muktamirin sudah mengenal rekam jejak masing-masing kandidat," katanya, Minggu, 2 Agustus 2015.
Sistem pemilihan dan kedewasaan Muhammadiyah dalam berdemokrasi sudah teruji. Hal itu, menurut dia, menjadi salah satu kunci mengapa para muktamirin jauh dari kesan kasak-kusuk untuk menyukseskan calon tertentu. "Di Muhammadiyah ini aneh. Justru yang kelihatan kasak-kusuk dan ambisius akan ditinggalkan," ucap Saleh.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu berujar, kelahiran tokoh dan pemimpin Muhammadiyah selalu terjadi secara natural. "Tidak ada pemimpin karbitan yang tiba-tiba muncul begitu saja," tuturnya.
Selain itu, sistem dan mekanisme pemilihan berjenjang dan panjang juga menyebabkan sulitnya intervensi. Sebelum Muktamar, sistem dan mekanisme pemilihan telah dibicarakan dalam sidang tanwir satu tahun sebelum pelaksanaan Muktamar.
Jika ada yang perlu disempurnakan, kata Saleh, hal itu dibicarakan dalam sidang tanwir tersebut. Jadi, saat peserta datang ke arena Muktamar, biasanya tidak ada lagi yang mempersoalkan.
Mulai pengusulan calon, pemilihan bakal calon, sampai pemilihan formatur di Muktamar sudah diatur sebelumnya. Karena itu, persaingan yang terjadi biasanya selalu berjalan dengan santun. "Prinsip berlomba dalam kebaikan menjadi dasar dalam persaingan," kata Saleh.
Muktamar Muhammadiyah bakal memilih 13 calon formatur. Formatur yang akan dipilih berasal dari 39 nama yang sudah disaring dalam sidang tanwir Muhammadiyah yang digelar sejak Sabtu, 1 Agustus 2015.
Dengan memilih formatur, ucap dia, sulit bagi siapa pun untuk ikut campur. "Kadang-kadang 13 calon formatur juga heran mengapa suaranya lebih banyak daripada yang lain. Itu menandakan kalau sebelum pemilihan mereka tidak pernah menghitung dan mereka-reka berapa suara yang akan diperoleh," ujar Saleh.
Jelang pembukaan Muktamar Muhammadiyah di Lapangan Karebosi, Senin, 3 Agustus 2015, sejumlah spanduk partai politik mulai tersebar di berbagai titik di Kota Makassar. Salah satunya spanduk milik Ketua Partai Idaman Rhoma Irama.
AWANG DARMAWAN