TEMPO.CO, Makassar - Kepolisian Sektor Makassar hari ini, Sabtu, 2 Agustus 2015, menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan Tiara, 13 tahun, yang tewas di tangan ayahnya, Rudi Haeruddin, 35 tahun, di rumahnya, Jalan Rappocini Raya Gang 1, Makassar, Selasa, 7 Juli.
Kepala Polsek Makassar Komisaris Sudaryanto mengatakan, dalam rekonstruksi itu, Rudi melakoni 21 adegan. Rekonstruksi itu dimulai dengan adegan kedatangan Rudi yang langsung emosi karena pintu rumahnya terkunci. Adapun kunci rumah itu memang dibawa Tiara, yang tengah keluar membeli makanan. Tak ayal, murid kelas V Sekolah Dasar Maricayya itu menjadi sasaran amuk kemarahan ayahnya ketika pulang. Adapun Rudi mengaku emosi lantaran telah menitipkan kunci ke korban dengan harapan anaknya menjaga rumah.
Rudi menganiaya Tiara menggunakan tiga benda tumpul. Di antaranya penggaris kayu, sapu, dan balok kayu. Tiara dipukuli dengan brutal pada bagian lengan, kaki, dan tengkuk. Luka paling parah yang akhirnya mengakibatkan bocah berambut panjang itu meregang nyawa adalah pukulan balok kayu ke tengkuknya. "Tersangka pukuli anaknya sampai jatuh dan tidak bergerak," ucapnya.
Sudaryanto berujar, hasil rekonstruksi itu telah sinkronkan dengan keterangan saksi-saksi dan alat bukti. Penyidik Polsek Makassar tinggal merampungkan laporan reka ulang kejadian untuk dilampirkan dalam pemberkasan. Bila tidak ada kendala, pihaknya akan melimpahkan berkas kasus itu ke Kejaksaan Negeri Makassar pada pekan ini. "Semuanya sudah relevan," tuturnya.
Dalam kasus ini, Sudaryanto mengatakan pihaknya menjerat Rudi dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan, dan Undang-Undang Perlindungan Anak. Kepolisian juga melampirkan informasi ihwal keterlibatan Rudi dalam kasus narkotik. Namun polisi belum menjeratnya dalam kasus itu lantaran masih mengumpulkan alat bukti.
Baca Juga:
Sementara itu, Rudi mengaku sangat menyesali perbuatannya. Ia berulang kali menyebut tidak pernah berniat menghabisi nyawa Tiara, yang disebutnya sebagai anak kesayangannya. Rudi mengaku emosi hingga akhirnya gelap mata memukuli anaknya itu. "Saya capek dan emosi saat itu, tapi tidak pernah niat membunuh. Tiara itu anakku," ucapnya.
TRI YARI KURNIAWAN