TEMPO.CO, Makassar - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rohimah, mengatakan, Indonesia saat ini sudah dalam kondisi darurat penyakit kanker serviks dan kanker payudara. Penyakit ini telah menjadi pembunuh nomor dua perempuan di Indonesia.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Aisyiyah di sebelas kota/kabupaten di Indonesia, kasus kanker serviks dan kanker payudara masih sangat tinggi. "Tapi, anggaran penanganan penyakit ini masih di bawah 0,5 persen," kata Tri dalam konferensi pers jelang Muktamar Aisyiyah ke-47, Jumat, 31 Juli 2015.
Ia menyayangkan minimnya perhatian pemerintah dalam menangani kasus penyakit kanker serviks dan payudara ini. Hal ini dibuktikan dengan komitmen pemerintah yang masih minim dalam menganggarkan penanganan penyakit ini.
Aisyiyah melakukan berbagai upaya untuk menyikapi hal itu. Salah satunya, dengan mengkampanyekan pemeriksaan tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). "Sampai sekarang sudah ada 3.000 orang yang mau mengikuti tes IVA," katanya.
Tes IVA merupakan metode bahan penguji kanker serviks yang terbuat dari asam asetat atau cuka dapur yang diencerkan 3-5 persen ke leher rahim untuk melihat kondisinya.
Menurut Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Aisyah, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri dengan tes IVA masih minim. Sebagian orang bahkan baru mendengar tes IVA ini.
"Banyak yang menolak karena dianggap memperlihatkan aurat. Makanya, kami sementara cari dalil dalam Islam untuk menjelaskan itu," katanya.
Aisyah meminta agar pemerintah daerah mulai menggalakkan pengadaan alat tes IVA ini. Hal itu dibutuhkan agar deteksi dini dan pencegahan penyakit kanker ini dapat segera dilakukan.
Isu kesehatan reproduksi menjadi salah satu agenda di bidang kesehatan yang akan dibahas dalam Muktamar Aisyiyah ke-47 di Makassar pada 3-7 Agustus mendatang. Selain isu kesehatan, muktamar juga akan membahas isu kekerasan anak dan remaja, kekerasan dalam rumah tangga, women trafficking, pelemahan institusi keluarga, dan minimnya perlindungan bagi tenaga kerja perempuan.
AWANG DARMAWAN