TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gunungkidul akan menerapkan program subsidi silang untuk penyaluran pupuk bersubsidi selama musim kemarau saat ini. Cara ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk karena perbedaan pola tanam.
“Subsidi silang ini untuk memenuhi kebutuhan kelompok tani di setiap wilayah yang ada di Gunungkidul,” kata Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Gunungkidul Elvita Dewi Wahid, Kamis, 30 Juli 2015.
Elvita mengungkapkan adanya perbedaan pola tanam antara petani yang ada di wilayah utara Gunungkidul dan petani yang berada di sisi selatan yang berdekatan dengan pesisir pantai selatan. Ia mencontohkan sebagian petani yang ada di daerah Kecamatan Playen dan Ponjong, pada musim kemarau masih bisa memanfaatkan air untuk menggarap lahan pertanian mereka.
“Di wilayah utara dan selatan, ada petani yang masih bisa menanam padi, tapi di bagian selatan sudah tidak bisa sama sekali menanam karena belum ada saluran irigasi teknis,” ujarnya.
Di wilayah utara para petani masih bisa menanam padi meski pada musim kemarau akhirnya memicu naiknya kebutuhan pupuk. Karena itu, kata Elvita, Dinas Tanaman Pangan merasa perlu membuat distribusi pupuk bersubsidi tetap terjamin saat musim kemarau.
“Distributor hanya ada tiga untuk se-kabupaten, perlu ada mekanisme subsidi silang jika satu satu distributor sudah kesulitan memenuhi permintaan,” ujarnya. Di Gunungkidul, kebutuhan pupuk bersubsidi tertinggi masih untuk jenis urea, yang setiap tahun jumlahnya mencapai 11.000 ton.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta Suyana menuturkan selama musim kemarau ini lima kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta masih terus mengajukan permintaan pupuk bersubsidi meski intensitasnya diprediksi menurun. Kecamatan itu yakni Mantrijeron, Tegalrejo, Mergangsan, Umbulharjo, dan Kotagede. “Hanya lima kecamatan itu yang masih memiliki lahan pertanian produktif,” ujar Suyana.
Pupuk bersubsidi yang disalurkan seperti Urea, SP-36, NPK, dan ZA. Suyana mengatakan pada tahun ini ini total kebutuhan pupuk bersubsidi di Kota Yogyakarta sekitar 102 ton, yang separuhnya merupakan pupuk organik.
PRIBADI WICAKSONO