TEMPO.CO, Maros - Kepala Bidang Padi dan Palawija Dinas Pertanian Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sainuddin, membenarkan kabar bahwa sejumlah daerah di Kabupaten Maros kini dilanda kekeringan. Akibatnya peristiwa itu, tanaman padi petani mengalami puso.
"Saat ini saya berada di Simbang, sedang memantau daerah-daerah dan luas wilayah yang terkena puso. Tapi saat ini sudah ada beberapa yang dialiri air dengan pompanisasi. Sebagian juga sudah ada yang panen, sehingga jumlah totalnya belum bisa kita sebut," ujarnya, Rabu, 29 Juli 2015.
Sainuddin mengatakan kekeringan ini sebenarnya bukan hanya tanggung jawab Dinas Pertanian, melainkan juga pihak irigasi dan pengairan. "Kami telah berkoordinasi dengan pihak pengairan untuk menangani permasalahan ini," ujarnya.
Ia menyebutkan sumber pasokan air dari Bantimurung memang berkurang. Penyebabnya, sumber air dari Bantimurung itu tidak hanya dipakai untuk pertanian, tapi juga perusahaan swasta dan perusahaan daerah air minum.
"Tapi sebagian petani yang mengalami kekeringan telah kami bantu melalui bantuan pompa air. Petani bisa mendapatkannya melalui pengajuan ke Dinas dulu," ujarnya.
Sejak dua bulan lalu kekeringan di Kabupaten Maros mengancam kehidupan petani karena mereka tak bisa menikmati hasil panen tanaman padi mereka.
Zainuddin, petani warga Kecamatan Lau, mengatakan hingga saat ini kekeringan di daerahnya masih terus berlangsung. Walhasil, petani dipastikan akan gagal panen. "Di Kecamatan Luk ada sekitar 50 hektare sawah yang gagal panen," ujarnya.
Ia menambahkan, bukan hanya Kecamatan Lau yang mengalami kekeringan, tapi juga Kecamatan Bontoa. Kekeringan di dua wilayah ini bertambah parah karena keduanya tidak teraliri air dari mata air Bantimurung.
BADAUNI A.P.