TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah kepala sekolah di Kota Bandung dijadwalkan terbang ke Cina untuk menghadiri undangan dari South East Asian Ministers of Education Organization atau Organisasi Menteri Pendidikan Se-Asia Tenggara. Kepergian mereka bertepatan dengan pekan masa orientasi sekolah yang digelar pada awal tahun ajaran baru.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan para kepala sekolah itu diundang untuk melakukan studi banding di Cina. Namun, menurut Elih, pihaknya belum menerima informasi ihwal jumlah kepala sekolah yang akan berangkat. "Kami memang mendapat undangan ke Beijing untuk kepala sekolah setingkat SMA dan SMK," ujar Elih di Bandung, Selasa, 28 Juli 2015.
Elih memastikan keberangkatan para kepala sekolah untuk berkegiatan di Beijing tidak menggunakan duit dari APBD. "Tidak semua sekolah memiliki kemampuan yang sama, jadi kami tidak mewajibkan mereka untuk berangkat," katanya.
Dari kegiatan lima hari para kepala sekolah di Negeri Tirai Bambu terhitung mulai Rabu, 29 Juli 2015, Elih berharap ada hasil positif yang didapatkan untuk kemajuan dunia pendidikan di Kota Bandung. Salah satunya terjalin kerja sama sister school dengan sekolah-sekolah di Cina. "Kami menjalin kemitraan sekolah dengan menggunakan sistem ICT," katanya. Dalam kerja sama dengan sekolah-sekolah di luar negeri, Elih mengatakan, Dinas Pendidikan tidak menutup kemungkinan menggelar program pertukaran pelajar.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambut baik kepergian para kepala sekolah ke Cina. Tapi dia berharap para kepala sekolah tidak hanya pelesiran dan bisa membawa efek positif untuk kemajuan sekolah masing-masing.
"Kalau buat saya, tidak ada masalah. Studi banding itu jika dilakukan dengan benar sangat bermanfaat. Jadi jangan disalahartikan. Yang jadi masalah itu kalau di sana ngakunya studi banding tapi tahunya malah jalan-jalan," ucapnya.
Selain itu, menurut Ridwan Kamil, studi banding ini tidak memberatkan anggaran Pemkot Bandung karena para kepala sekolah berangkat dengan biaya sendiri-sendiri. "Kalau pakai biaya dari APBD, harus ada skala prioritas. Tapi studi banding itu sebenarnya baik, siapa pun perlu, apalagi ini bukan program APBD," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA