SEPEKAN terakhir adalah momen paling sibuk bagi semua pengurus pusat partai mana pun. Masa pendaftaran calon kepala daerah yang dimulai hari ini memaksa mereka tancap gas menyelesaikan proses pemberkasan surat rekomendasi bagi para calon.
Partai Persatuan Pembangunan kubu Ketua Umum Romahurmuziy terpaksa memanaskan mesin organisasi dua hari setelah Lebaran. Puluhan calon mereka minta datang ke Jakarta guna mengikuti uji kelayakan dan kepatutan. “Kami bekerja bisa sampai tengah malam,” ujar Ketua DPP PPP, Isa Muchsin, pekan lalu.
Isa menjelaskan, proses penjaringan calon kepala daerah sedianya sudah mereka mulai sejak April lalu. Mekanisme itu ditempuh dengan meminta semua pengurus, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, menjaring calon kepala daerah potensial yang layak direkomendasikan.
Hingga saat ini, kata Isa, DPP telah mengeluarkan lebih dari 200 surat rekomendasi bagi para bakal calon. Sebagai partai kelas menengah, PPP tak akan membuat target terlalu tinggi. “Hanya kader di wilayah basis, seperti Pemalang dan Pekalongan, yang kami rekomendasikan,” kata dia.
Mekanisme yang sama juga dilakukan Partai Amanat Nasional. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto, mengatakan nama-nama yang direkomendasikan pengurus daerah merupakan kader yang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi. “Tak soal apakah mereka kader PAN, partai lain, atau tokoh masyarakat,” katanya.
Yandri mengakui ada sejumlah pengurus daerah yang sulit menentukan pilihan. Beberapa di antara mereka terpaksa menyerahkan dua atau tiga nama untuk diputuskan lewat mekanisme DPP. “Dalam situasi itu, pilihannya akan ditentukan lewat hasil survei,” katanya.
Kepengurusan PAN juga menerapkan aturan lentur bagi para calon yang akan mencari dukungan partai lain. Untuk menentukan mitra koalisi, pengurus daerah tak terpaku pada pola Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih. “Kami terbuka kepada partai mana pun,” katanya.
RIKY FERDIANTO